Mentan Pastikan Beras Oplosan Aman Dikonsumsi, Namun Turunkan Asupan Vitamin
Ilustrasi beras premium (Foto: sulut24)
Kadar beras patah melebihi standar label, harga dinilai tidak sebanding dengan mutu
Sulut24.com, MANADO - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan beras oplosan yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi, meskipun kualitasnya tidak sesuai dengan label kemasan. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta Selatan, Kamis (7/8/2025), setelah pengecekan lapangan menemukan kadar beras patah atau broken melebihi standar.
“Beras yang ada di ritel premium dan medium itu hanya masalah kualitas, broken saja. Kalau medium itu broken-nya 25 persen, kalau premium 15 persen,” kata Amran, dikutip dari Kompas.com. “Tetapi kita lihat kondisi di lapangan, ada yang sampai 40 persen, 50 persen broken-nya. Ada 30 persen, 35 persen. Itu yang terjadi.”
Menurut Amran, perbedaan kadar beras patah membuat harga tidak sebanding
dengan mutu yang diterima masyarakat.
“Untuk dikonsumsi itu aman, baik, tidak masalah. Hanya saja harganya terlalu tinggi dibanding kualitasnya,” ujarnya.
Beras oplosan yang dimaksud adalah hasil pencampuran beras premium dengan beras mutu lebih rendah.
Spesialis penyakit dalam, Aru Ariadn, SpPD-KGEH, mengatakan praktik tersebut pada dasarnya tidak berbahaya selama beras yang digunakan asli. Namun, ia mengingatkan pencampuran ini dapat mengurangi nilai gizi dan daya tahan nasi.
“Beras premium bila dimasak bisa bertahan lama, tetapi beras yang tidak premium bila dimasak lebih cepat basi,” kata Aru, dikutip dari Haibunda.com.
Ia menambahkan, kandungan vitamin B1 dalam beras premium lebih tinggi dibandingkan beras biasa, sehingga pencampuran berpotensi menurunkan asupan vitamin.
Kementerian Pertanian belum mengumumkan langkah penegakan hukum terkait temuan kadar broken melebihi standar, namun menegaskan akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan label mutu di pasaran sesuai isi produk. (fn)