Menggali Potensi Pemekaran Provinsi Nusa Utara - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Menggali Potensi Pemekaran Provinsi Nusa Utara

Jerry Bambuta (Foto: Dok Pribadi) 

Oleh : Jerry Bambuta  (Pembina Forum Literasi Masyarakat (Forlitmas) Sulawesi Utara)

Bagian 1. Ikatan Karakteristik Kawasan Nusa Utara

Sulut24.com - Opini, Nusa Utara merujuk pada gugus kawasan Kabupaten yang terletak berjejer di batas utara Indonesia yang berbatasan langsung dengan samudera pasifik dan Negara Philipine (khususnya wilayah Southern Mindanao).

Nusa Utara adalah istilah popular yang berkaitan dengan tiga wilayah kabupaten berbasis kepulauan yaitu Kabupaten Sangihe, Kabupaten Talaud dan Kabupaten Sitaro.

Sekalipun ketiga gugus kawasan Nusa Utara ini sudah memiliki dapur otonomi masing-masing sebagai kabupaten, tidak bisa di bantah bahwa ketiga wilayah kabupaten ini memiliki ikatan karakteristik kawasan yang tidak bisa di pisahkan satu dengan lainnya. Setidaknya ada empat ikatan karakteristik kawasan tersebut yaitu, Pertama, ketiga wilayah kabupaten tersebut merupakan gugus batas yang membentengi NKRI di wilayah terluar paling utara Indonesia.

Kedua, ketiga wilayah kabupaten tersebut memiliki corak wilayah kepulauan berbasis kepulauan dan maritim.

Ketiga, ketiga wilayah kabupaten tersebut terletak di jalur “pacific ring of fire” atau jalur cincin api pasifik yang rawan bencana.

Keempat, ketiga wilayah tersebut memiliki jejak historis wilayah dan ikatan sosio-kultur yang erat satu dengan lainnya. 

Dalam catatan Wikipedia, kawasan Nusa Utara dicatat memiliki posisi penting pada abad pertengahan karena menjadi penghubung antara Maluku di Timur dan Philipine di Utara. Istilah kata “Nusa Utara” bukan nanti popular di kenal pada masa sekarang, ada beberapa catatan historis yang membuktikan bahwa istilah “Nusa Utara” sudah di kenal sejak zaman Belanda.

Karya tulisan dari Viersen pada tahun 1903 menyebut wilayah Nusa Utara dengan sebutan bahasa Belanda “Noorden Einlanden”. Istilah “Noorden Einlanden” ini dikaitkan juga dengan laporan jurnal “Het Journaal Van Padtbbrudgge’s Reis Naar Noord-Celebes En De Noorder Einlanden” (Jurnal perjalanan Padtbbrudgge’s ke Sulawesi Utara dan pulau-pulau kearah utara).

Jurnal ini merangkum perjalanan Padtbbrudgge’s sebagai seorang Gubernur VOC dari Maluku pada tanggal 16 Agustus hingga Desember 1677. Melalui jejak historis ini, kita seperti dibawah menyusuri lorong waktu dan menemukan bukti keterikatan secara historis yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.

Dalam masa kini, empat ikatan karakteristik kawasan Nusa Utara yang sudah diuraikan pada paragraf pertama menempatkan kawasan Nusa Utara secara geo-posisi kawasan, geo-politik kawasan dan geo-ekonomi kawasan yang sangat sentral bukan hanya dalam cakupan kawasan lokal dan nasional tapi juga secara regional Asia Pasifik. 

Dengan demikian, penguatan multi aspek terhadap kawasan ini harusnya mendapatkan atensi khusus dari pemerintah pusat dan didorong oleh pemerintah daerah. Terciptanya geliat lintas sektoral secara konstruktif tapi terintegrasi dalam satu simpul kebijakan berbasis kawasan akan memicu terciptanya episentrum ekonomi potensial secara lokal, nasional dan regional Asia Pasifik.

Oleh karena itu, penguatan kawasan Nusa Utara ini wajib mendapatkan keberpihakan pemerintah pusat dari segi alokasi anggaran pembangunan dan program kebijakan tepat sasaran disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan wilayah.

Tentang Penulis : Jerry Bambuta, sejak tahun 2010 aktif sebagai Mentoring Group Leader dari pelayanan misi holistic interdenominasi ARK OF CHRIST LANGOWAN yang dinaungi oleh Yayasan Bahtera, berpusat di Bandung, Jawa Barat.

Aktif dalam melakukan kegiatan pelatihan kepemimpinan muda dan pemuridan di kampus UNSRAT Manado dan UNIMA Tondano. Selain itu, aktif sebagai Leader dari MATCON (Mapalus Tech Connection) yang fokus dalam layanan komersil dalam bidang Website Development, Software Development, Rural Network Solutions, Land VSAT, Marine VSAT, IT Security, IT Consulting & Training.

Bersama tim MATCON, pada tahun ini sementara menyiapkan konsep optimalisasi dalam peran pendampingan e-government untuk setiap Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota dan Pemerintah Desa dalam penerapan e-government di kawasan Sulawesi Utara dan Indonesia Timur.

Selain itu juga, berperan aktif sebagai pimpinan dalam program Forum Literasi Masyarakat (Forlitmas) Sulawesi Utara, FORLITMAS adalah sebuah wadah edukatif yang fokus membangun literasi masyarakat, publikasi riset, afiliasi kemitraan dan inkubasi kemandirian masyarakat.

Forlitmas didominasi oleh pemuda / mahasiswa yang terpanggil berperan dalam membangun kultur literasi masyarakat baik secara lokal maupun nasional. Dalam kegiatan swadaya tani nelayan, sejak tahun 2014 giat melakukan pembinaan petani di Kabupaten Minahasa dalam program GENTA SAKTI (Gerakan Pertanian Desa Produktif). Email: Jerbam157@gmail.com