Keluarga Pasien Sering Protes, Gugus Tugas Dinilai Jarang Lakukan Edukasi - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Keluarga Pasien Sering Protes, Gugus Tugas Dinilai Jarang Lakukan Edukasi

 

 Juru Bicara Gugus Tugas Sangihe, dr Yopi Thungari MKes (Foto: Ist)

Sulut24.com - Sangihe, Penanganan pasien Covid-19 dan pasien meninggal yang terkonfirmasi positif Covid-19 terus saja menuai protes dan bahkan memicu kericuhan disejumlah Fasilitas Kesehatan khususnya di Rumah Sakit Daerah (RSD) Liun Kendage Tahuna.

Penelusuran Sulut24.com, penanganan medis yang diberlakukan bagi pasien Covid-19 diprotes warga akibat sering berubahnya protap dan mekanisme penanganan.

Salah satu pasien positif Covid-19 asal Tahuna Timur mengungkapkan kekesalannya kepada tim medis RSD Liun Kendage Tahuna yang dinilainya sering merubah aturan dan membeda - bedakan perlakuan terhadap dirinya dan pasien lain. 

"Banyak hal yang kita protes karena dorang pe perlakuan tidak sama antara sesama pasien," ujarnya.

Hal lain diungkapkan warga Tabukan Utara yang keluarganya meninggal dunia dan dimakamkan dengan protokol Covid-19. Keluarga memprotes, kata dia, karena hasil Swab belum didapatkan tapi pasien harus dimakamkan secara protap Covid-19.

Mencermati permasalahan tersebut, aktivis LSM dari LP-KPK Komcab Sangihe, Vickh Dareho menyatakan, munculnya protes warga yang sebagian nyaris memicu kericuhan diakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan warga tentang Protap penanganan pasien dan pasien meninggal akibat Covid-19.

Menurut Dareho, seharusnya Tim Gugus Tugas intens melakukan Edukasi kepada warga agar tak ada pemahaman yang keliru saat dilakukan penanganan medis pasien Covid-19. 

"Fungsi Edukasi itu sebenarnya ada ditangan Gugus Tugas. Berikanlah pemahaman bagi masyarakat jangan hanya sekedar memberi informasi adanya penambahan kasus baru. Gugus Tugas harus selalu beri Edukasi jangan nanti muncul ke publik hanya untuk mengumumkan penambahan kasus positif," urai Dareho.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Sangihe, dr Yopi Thungari MKes ketika dihubungi sepertinya mengelak jika dikatakan tak memberikan edukasi kepada warga. Thungari menjelaskan, upaya pemberian pemahaman dan edukasi tetap dilakukan. Menurutnya, hampir satu tahun ini warga sebenarnya sudah memahami. 

Namun, lanjutnya, Gugus Tugas juga memaklumi  jika ada protes dari warga karena suasana bathin saat menghadapi situasi yang berat jika ada keluarga yang dinyatakan positif dan bahkan meninggal dunia. 

"Edukasi tetap dilakukan agar warga memahami, namun kita juga harus memaklumi warga yang biasanya tidak bisa menerima protap karena situasi bathin mereka," jelas dokter yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Daerah Sangihe ini. (Johan)