Soroti Kinerja Dinas Pertanian, Wabup PYR Minta Pimpinan OPD Produktif dan Berani Buat Terobosan Baru - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Soroti Kinerja Dinas Pertanian, Wabup PYR Minta Pimpinan OPD Produktif dan Berani Buat Terobosan Baru

Bapelitbang Minsel menggelar Forum Perangkat Daerah/Lintas Perangkat Daerah. Pada kesempatan itu, Wabup PYR menyoroti kinerja Dinas Pertanian Minsel. (foto: Sulut24/Simon)

Sulut24.com, MINSEL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan (Minsel) butuh figur pemimpin Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang produktif, kreatif, dan inovatif. 

Dibutuhkan pula pimpinan OPD yang berani membuat terobosan baru, dengan memanfaatkan anggaran yang terbatas dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.

Hal ini dikemukakan oleh Wakil Bupati (Wabup) Minsel Pdt. Petra Yani Rembang, M.Th pada kegiatan Forum Perangkat Daerah Lintas Perangkat Daerah Pemkab Minsel, yang digelar di Aula Waleta Kantor Bupati, Kamis (17/02/2022) sore.

Hajatan yang dibuka dan dipimpin oleh Bupati Minsel Franky Donny Wongkar, SH, digelar dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Tahun Anggaran 2023.

"Untuk mewujudkan Minsel Maju, Berkepribadian dan Sejahtera, pimpinan OPD harus jeli dan mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada," tegas Wabup Petra Rembang, yang lebih akrab disapa PYR.

Selain itu, lanjutnya, harus mampu pula menjabarkan Visi dan Misi serta 12 Program Unggulan yang diusung oleh Pemkab Minsel.

"Bila ditanya, jangan selalu berdalih tidak ada anggaran. Padahal, sudah berkali-kali diberi petunjuk, gagasan dan ide oleh atasan. Tapi tidak pernah ditindaklanjuti," sorotnya dengan nada agak keras. 

Seorang pemimpin, sambung Wabup PYR, harus proaktif menjemput bola (peluang). Tidak boleh bersikap pasif atau hanya jalan di tempat.

"Networking (jaringan kerja) juga harus diperluas, agar bisa mendatangkan investor sebanyak mungkin ke daerah ini," tutur mantan Wakil Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM Bidang Pengembangan Sumber Daya (PSD) ini.

Dikatakannya, dalam menyusun program kerja/kegiatan, pimpinan OPD harus memperhatikan 3 K, yakni  Kecepatan, Kecermatan, dan Ketepatan. 

Kegiatan atau proyek yang dibuat juga jangan monoton atau hanya itu-itu saja dari tahun ke tahun. Kegiatan yang dibuat pun seyogianya berkesinambungan dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Pada kesempatan itu, ia pun mengkritisi salah satu OPD yakni Dinas Pertanian Minsel yang dinilainya kurang maksimal dalam mengembangkan beragam potensi pertanian yang ada di Kabupaten Minsel.

Diakuinya, Dinas Pertanian Minsel selama ini banyak melaksanakan kegiatan.  

Sayangnya, kegiatan-kegiatan tersebut tidak pernah berkesinambungan. 

"Sebab tidak ada tindak lanjutnya. Terkesan hanya sekedar buat kegiatan, tapi kurang jelas manfaatnya bagi masyarakat luas, khususnya petani," sentil Wabup PYR.

Tahun berganti tahun, kegiatan yang dilaksanakan pun hanya fokus pada komoditas tertentu, jagung misalnya. 

Padahal, menurutnya, masih banyak komoditas pertanian lainnya yang perlu dan dapat dikembangkan di daerah ini.

"Bila serius dikembangkan, bahkan dapat memberi profit yang sangat besar bagi petani," kata orang nomor dua di Kabupaten Minsel ini.

Ia pun memberi contoh sejumlah komoditas baru yang dapat dikembangkan di Kabupaten Minsel. Antara lain tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth),  Porang (Amorphophallus muelleri), dan Sereh atau Serai (Cymbopogon citratus).

Menurutnya, tanaman nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak dipergunakan dalam industri kosmetik, parfum, sabun, dan industri lainnya.

Daunnya dimanfaatkan juga sebagai obat tradisional yang kaya akan manfaat. 

"Saat ini, ada Kelompok Tani (Koptan) di Kecamatan Tompasobaru dan Tareran, yang telah membudidayakan tanaman Nilam. Mereka perlu disentuh lewat pengadaan bibit atau program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian," ungkap lelaki yang gemar bercocok tanam ini. 

Adapun Porang atau iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. 

"Manfaat tanaman porang salah satunya untuk bahan baku tepung. Porang dapat digunakan juga sebagai bahan pangan alternatif," jelas Wabup PYR.

Tanaman lain yang juga dapat dikembangkan dan punya nilai jual yang tinggi, yakni Sereh atau Serai.

Sereh selama ini digunakan sebagai bumbu masakan, dan bermanfaat pula untuk kesehatan. 

Antara lain dapat meringankan radang tenggorokan dan sakit tenggorokan. Sereh sering digunakan pula sebagai obat untuk mengurangi demam tinggi. 

"Baik Nilam, Porang, maupun Sereh, ketiganya memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat dikembangkan di daerah ini," terang Pejabat Negara kelahiran Pakuweru 13 Januari 1967 ini.

"Ketiga komoditas baru ini, terlebih Nilam, punya peluang yang besar untuk diekspor. Ini peluang emas yang harus direbut oleh petani Minsel," sambung mantan Ketua Badan Pekerja Majelis Wilayah (BPMW) Tumpaan ini.

Dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) tahun 2023, Wabup PYR mengimbau agar kegiatan yang dilaksanakan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, serta berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

Pada kesempatan itu, ia pun  mengingatkan, sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), terutama mereka yang diberi kepercayaan mengemban Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP), negara memberi gaji agar dapat mengabdi dan melayani rakyat secara optimal dan tanpa pamrih.

Karena itu, sangat ironis bila ada pejabat yang selama ini terkesan hanya makan "gaji buta", karena bekerja kurang maksimal untuk kepentingan rakyat. 

Para pimpinan OPD Jajaran Pemkab Minsel sedang mengikuti Forum Perangkat Daerah, di Aula Waleta. (foto: Sulut24/Simon)

Ditegaskannya, Bupati Minsel Franky Donny Wongkar, SH, dan dirinya selama ini berusaha melayani rakyat Minsel secara total dan optimal. 

"Terkadang kami berdua masih berada di lapangan sampai larut malam. Sebagai bawahan, saudara-saudara mestinya juga demikian. Jangan tidur nyenyak sebelum berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi rakyat," tandas suami dari Sekretaris TP-PKK Minsel, Ny. Juli Rembang-Wati ini.

Di akhir wejangannya, Wabup PYR meminta agar tenaga penyuluh di jajaran Dinas Pertanian Minsel terus di-upgrade kompetensinya dengan mengikuti pelatihan demi pelatihan.

Ini perlu dilakukan agar mereka mampu berkreasi dan berinovasi dengan teknologi pertanian yang terus berkembang.

"Jangan sampai teknologinya sudah berkembang, tapi tenaga penyuluhnya justru buta teknologi. Semoga angan-angan kita selama ini tidak tinggal kenangan, dan cita-cita kita tidak hanya jadi cerita," pungkas mantan Ketua Badan Pembina Yayasan Medika GMIM ini. (Simon)