Meta Bakal Kembali Fokus pada Kebebasan Berekspresi dan Pengurangan Penyensoran
Tangkapan layar CEO Meta, Mark Zuckerberg (Foto: Ist)
Sulut24.com - CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengumumkan perubahan besar dalam kebijakan moderasi konten di platform Facebook dan Instagram, dengan fokus pada pengurangan penyensoran dan pengembalian prinsip kebebasan berekspresi.
Keputusan ini disampaikan dalam pernyataan resminya melalui akun Instagramnya Selasa (7/1/2024).
Ia yang menekankan kebutuhan untuk kembali pada misi awal media sosial dalam memberikan ruang bagi setiap orang untuk menyuarakan pendapat.
"Kami membangun media sosial untuk memberikan suara kepada semua orang. Namun dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan sensor yang berlebihan, yang banyak di antaranya bersifat politis. Kini, saatnya kembali ke akar dengan mengurangi kesalahan dalam moderasi konten dan menyederhanakan kebijakan kami," ujar Zuckerberg.
Dalam pernyataannya, Zuckerberg merinci beberapa langkah utama yang akan diterapkan Meta dalam waktu dekat yaitu
pertama, meta akan menghapus sistem pemeriksa fakta (fact-checkers) yang dinilai terlalu bias secara politis, khususnya di Amerika Serikat.
Sebagai gantinya, Meta akan memperkenalkan fitur Community Notes, mirip dengan sistem yang diterapkan di platform X (sebelumnya Twitter). Sistem ini akan diterapkan secara bertahap mulai dari Amerika Serikat dalam beberapa bulan mendatang.
Meta juga berencana menyederhanakan kebijakan kontennya dengan menghapus sejumlah pembatasan pada topik sensitif seperti imigrasi dan gender.
Zuckerberg menyatakan bahwa pembatasan tersebut awalnya dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, namun kini dianggap telah melampaui batas dan membungkam pendapat yang berbeda.
Selain itu Meta akan mengubah metode penegakan kebijakannya dengan mengurangi penggunaan filter otomatis yang kerap salah menghapus unggahan pengguna.
Filter hanya akan diterapkan pada pelanggaran berat dan ilegal. Untuk pelanggaran ringan, tindakan hanya akan diambil jika ada laporan dari pengguna.
Lalu Meta juga akan mulai kembali menampilkan konten sipil dan politik di Facebook, Instagram, dan Threads
setelah sempat mengurangi rekomendasi konten politik karena keluhan publik.
Namun, Zuckerberg menekankan bahwa platform akan tetap berupaya menjaga lingkungan yang ramah dan positif.
Mera juga akan melakukan kolaborasi dengan Pemerintah AS untuk Melawan Sensor Global.
Meta berencana bekerja sama dengan Presiden Donald Trump untuk menekan pemerintah yang dinilai memberlakukan penyensoran berlebihan terhadap perusahaan teknologi Amerika.
Zuckerberg berpandangan kalau hanya dengan dukungan pemerintah AS, kebebasan berekspresi dapat dipulihkan secara global.
Zuckerberg menegaskan bahwa langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya kesalahan dalam penyensoran yang menghambat kebebasan berekspresi.
Dia mengakui adanya tantangan dalam menyeimbangkan penghapusan konten berbahaya seperti narkoba, terorisme, dan eksploitasi anak dengan tetap melindungi kebebasan berbicara.
"Setelah bertahun-tahun fokus pada penghapusan konten, kini saatnya kita mengurangi kesalahan, menyederhanakan sistem, dan kembali ke akar kami dalam memberikan suara bagi semua orang," jelasnya.
Keputusan ini diperkirakan akan memicu berbagai reaksi dari publik dan komunitas global.
Para pendukung kebebasan berbicara mungkin akan menyambut baik langkah ini, sementara kelompok yang mengadvokasi pengendalian misinformasi dapat merasa khawatir atas berkurangnya pengawasan terhadap konten yang berpotensi merugikan.
Zuckerberg menyatakan bahwa perubahan ini akan diimplementasikan secara bertahap dan terus diawasi untuk memastikan keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan keamanan platform. (fn)