AS Hentikan Pendanaan Ribuan Proyek Kesehatan Global, Jutaan Nyawa Terancam
Sulut24.com, Washington D.C - Pemerintah Amerika Serikat secara resmi menghentikan pendanaan bagi sekitar 5.800 proyek kesehatan global, termasuk program pemberantasan polio, pengobatan HIV, pengendalian malaria, serta layanan gizi dan kesehatan ibu-anak.
Mengutip nytimes.com, keputusan ini diumumkan melalui serangkaian email dari Departemen Luar Negeri yang dikirimkan ke berbagai organisasi yang selama ini menerima dana dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Penghentian ini mengakhiri masa ketidakpastian setelah pemerintahan Trump sebelumnya membekukan sejumlah proyek untuk ditinjau. Dengan keputusan ini, harapan bahwa bantuan Amerika akan tetap berlanjut akhirnya pupus.
Banyak proyek yang dihentikan sebelumnya telah menerima pengecualian karena dianggap memiliki dampak langsung terhadap penyelamatan nyawa.
Ribuan proyek yang dihentikan tersebar di berbagai negara dan mencakup berbagai layanan kesehatan vital. Beberapa proyek utama yang terhenti meliputi:
1. Program Imunisasi Polio UNICEF senilai $131 juta yang mendukung perencanaan, logistik, dan distribusi vaksin ke jutaan anak.
2. Pengobatan HIV dan Tuberkulosis yang melayani ratusan ribu orang di Afrika, termasuk ibu hamil dan anak-anak, melalui program yang dijalankan oleh Elizabeth Glaser Pediatric AIDS Foundation dan Baylor College of Medicine Children’s Foundation Uganda.
3. Program Pengendalian Malaria seperti REACH Malaria yang melindungi lebih dari 20 juta orang di 10 negara Afrika melalui distribusi obat dan perlengkapan pencegahan.
4. Bantuan Gizi di Nigeria yang selama ini menyediakan perawatan bagi 5,6 juta anak yang mengalami kekurangan gizi akut. Dengan penghentian ini, 60.000 anak berisiko meninggal dalam waktu dekat.
5. Layanan Kesehatan untuk Pengungsi di Sudan, Republik Demokratik Kongo, dan Ethiopia, yang sebelumnya menjadi satu-satunya sumber bantuan medis bagi ratusan ribu orang yang terdampak konflik.
Keputusan ini juga berdampak pada program pengumpulan data kesehatan global, termasuk Survei Demografi dan Kesehatan yang menjadi sumber utama informasi tentang kesehatan ibu-anak, nutrisi, dan penyebaran penyakit di 90 negara.
Para pakar kesehatan global mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap konsekuensi dari penghentian pendanaan ini.
“Orang-orang akan meninggal, tetapi kita tidak akan pernah tahu karena bahkan program untuk menghitung jumlah korban juga telah dihentikan,” ujar Dr. Catherine Kyobutungi, Direktur Eksekutif African Population and Health Research Center.
Organisasi kesehatan memperingatkan bahwa tanpa pendanaan ini, penyebaran penyakit seperti polio dan malaria bisa kembali meningkat, sementara angka kematian akibat HIV, tuberkulosis, dan kekurangan gizi dapat melonjak.
Keputusan ini diperkirakan akan berdampak pada hubungan diplomatik AS dengan negara-negara yang selama ini bergantung pada bantuannya. Selain itu, langkah ini dapat mempengaruhi citra global AS sebagai pemimpin dalam upaya kemanusiaan dan kesehatan internasional.
Meski belum ada pernyataan resmi dari Gedung Putih mengenai alasan spesifik penghentian ini, banyak pihak menilai bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari perubahan prioritas dalam bantuan luar negeri AS.
Dengan ribuan proyek kini terhenti, komunitas internasional dihadapkan pada tantangan besar dalam menutup kekosongan pendanaan dan mencegah krisis kesehatan yang lebih luas. (fn)