Rupiah Melemah ke Rp.16.629 per Dolar AS - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Rupiah Melemah ke Rp.16.629 per Dolar AS

Ilustrasi pelemahan rupiah (Gambar: Ist)

Sulut24.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami pelemahan signifikan. Pada perdagangan hari ini, rupiah tercatat berada di level Rp. 16.629 per dolar AS, mendekati rekor terendah sejak krisis moneter 1998. 

Pelemahan ini terutama dipengaruhi oleh kebijakan tarif baru yang akan diberlakukan Amerika Serikat mulai 2 April 2025.

Presiden AS, Donald Trump, akan mengumumkan kebijakan tarif timbal balik yang meningkatkan ketidakpastian pasar global. Langkah ini memicu tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. 

Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa faktor eksternal ini menjadi penyebab utama depresiasi rupiah, ditambah dengan kebijakan moneter agresif dari The Federal Reserve.

Sebelumnya, pada 25 Maret 2025, nilai tukar rupiah telah mencapai Rp. 16.611 per dolar AS, dan tren pelemahan terus berlanjut. 

Selain kebijakan AS, lonjakan permintaan dolar AS akibat ketidakpastian ekonomi global turut memperburuk kondisi nilai tukar rupiah.

Pelemahan rupiah membawa dampak signifikan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Depresiasi mata uang meningkatkan beban pembayaran utang luar negeri, subsidi energi, serta biaya impor barang strategis. 

Hal ini menambah tantangan bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Bank Indonesia telah mengambil langkah-langkah stabilisasi dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing guna menahan pelemahan lebih lanjut. 

Namun, tekanan eksternal yang kuat membuat prospek pemulihan rupiah masih bergantung pada dinamika global dan respons kebijakan dalam negeri.

Melansir idxchannel.com Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai tren pelemahan nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir masih dalam taraf yang wajar. 

Menurutnya, kondisi fundamental perekonomian nasional masih kuat dan berada dalam jalur pertumbuhan yang sesuai harapan.

"Pelemahan ini lebih banyak disebabkan oleh sentimen eksternal akibat kondisi perekonomian global yang menantang. Dari segi internal, perekonomian nasional masih cukup aman dan menjanjikan," ujar Airlangga.

Airlangga juga optimistis bahwa nilai tukar rupiah akan kembali menguat dalam waktu dekat seiring dengan perbaikan sentimen pasar dan kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi. (fn)