Ribuan Warga Desa Wori Demo, Tolak Pekuburan Jenazah Covid-19 - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Ribuan Warga Desa Wori Demo, Tolak Pekuburan Jenazah Covid-19


Penutupan jalan akses ke TPU oleh warga 

Sulut24.com - Minahasa Utara, Ribuan warga Desa Wori kecamatan  wori kabupaten Minahasa Utara Selasa (27/4/2020) telah melakukan aksi demo menolak lahan tanah di desanya  dijadikan tempat pemakaman eks penderita covid 19.

Sementara itu Aksi demo tersebut dilakukan bersamaan dengan kehadiran Asisten 1 Pemprov Sulut Edison Humiang yang melakukan kegiatan sosialisasi tentang  lahan pekuburan di ilo ilo,  seluas 5 hektar.

“Kami menolak rencana tersebut, so taru tu tampa sampah le patorang  kong ini mo tamba kubur eks Covid, kami menolak. Tolong bapak Gubernur dengarkan keluhan kami,” ujar warga saat melakukan aksinya.

Usai melakukan aksi demo, pemerintah Desa wori yakni Hukum Tua Rommy Maramis bersama assisten 1 Edison Humiang, dinas kesehatan provinsi dan anggota DPRD Minut Daniel Rumumpe melakukan mediasi bersama perwakilan pendemo.

”Sebagai warga Desa Wori kami mohon desa kami jangan dijadikan tempat penguburan eks Covid-19 kan di tiap desa ada pekuburan umum, kuburkan saja di mana yang bersangkutan ini tinggal kenapa harus di wori, kalau warga kami yang meninggal tetap kami terima di sini tapi kalau luar desa Wori kami tolak,” sembur warga.

”Pak Gubernur tolong kasiang kalau sampai mo jadi ngoni pe rencana itu torang bukang mati deng Corona mar mati ketakutan tiap hari bolak balik tu Oto jenasah apalagi ini 5 hektar bukan main banyaknya jenasah yang nanti mo dimakamkan pa torang,” ccap meity warga ilo ilo sambil menangis.

Sementara itu assisten 1 Edison Humiang menyatakan akan melanjutkan aspirasi ini kepada gubernur.

“Saya mohon tenang, bapak ibu adalah rakyatnya gubernur, usulan dan saran bapak ibu pasti di dengar oleh gubernur. Apa yang bapak ibu sampaikan ini akan saya teruskan kepada gubernur dan kedua, jika ada kebijakan lagi terkait ini saya orang pertama yang akan memberi saran agar tidak dilakukan di sini (wori),” ujar Humiang.

Terkait aksi demo tersebut hukum Tua desa wori Rommy Maramis menyatakan ini akibat tidak ada sosialisasi dari Pemprov.

“Tiba tiba sudah ada pengukuran lahan tanpa melakukan koordinasi dengan pemerintah desa otomatis saat warga bertanya saya hanya jawab tidak tahu. Ini karena tidak ada koordinasi komunikasi dan konsultasi,” ujar Maramis.

Anggota DPRD Minut Daniel Rumumpe yang juga adalah hasil pemilihan dari dapil 3 angkat bicara soal hal tersebut.

“Jangan salah kaprah dengan penolakan warga, warga bukan tidak mau menguburkan eks pasien Covid disini (ilo ilo) tapi menolak jika TPU ini untuk yang dari luar daerah, kalau masyarakat Wori yang kena tidak masalah di kuburkan disana, apalagi posisi lahan rencana TPU itu ada ditengah tengah pemukiman dan dekat dengan sumber mata air, itu yang dikeluhkan masyarakat,” ucap DMR.

Aksi demo tersebut juga mendapat pengawalan ekstra dari satuan Polresta manado, polres Minut dan TNI.

”Kami tetap melakukan pengamanan sesuai protap dan himbauan kami agar masyarakat juga dapat menahan diri,” ujar Kapolresta Manado Kombes Benny Bawensel saat melakukan mediasi bersama warga setempat.

Usai melakukan orasinya warga membubarkan diri dengan tertib meski terpantau di jalan menuju lokasi TPU dipalang oleh warga sebagai bentuk penolakan terhadap wacana TPU eks pasien Covid-19.

Hingga informasi ini diturunkan petugas dari TNI Polri masih melakukan penjagaan di wilayah tersebut.
(Joyke)