Minsel Butuh Perubahan, Santunan Dana Duka Jadi Program Prioritas FDW-PYR - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Minsel Butuh Perubahan, Santunan Dana Duka Jadi Program Prioritas FDW-PYR

Setiap kali turun di sejumlah kecamatan di Kabupaten Minsel, FDW-PYR selalu disambut dengan penuh antusias dan diarak ribuan simpatisan dan pendukungnya. (foto: Sulut24/simon)

Sulut24.com – Minsel, Santunan dana duka bagi masyarakat di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) akan menjadi program prioritas pasangan Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Frangky Donny Wongkar, SH bersama Pdt. Petra Yani Rembang, STh (FDW-PYR).

Hal tersebut berulang kali disampaikan FDW-PYR setiap kali tampil memimpin konsolidasi struktural Partai PDI-P di sejumlah kecamatan, di Kabupaten Minsel.

Dihadapan ribuan simpatisan dan pendukungnya, Wongkar bahkan menyoroti Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minsel yang terkesan kurang peduli terhadap warganya, terlebih warga yang sedang dirudung duka cita.

Salah satu program sosial yang disorot Wongkar yakni santunan dana duka. Selain sangat minim nominalnya, penyalurannya pun dinilai setengah hati. 

”Pemkab Minsel selama ini hanya memberikan santunan dana duka sebesar 500 ribu rupiah per KK. Penyalurannya pun tidak sampai setahun. Pada tahun anggaran berikutnya bukan dinaikkan anggarannya, malah sudah tidak pernah dialokasikan lagi dalam APBD,’’ ungkap Wongkar saat memimpin konsolidasi struktural partai PDI-P, di Desa Radey, Kecamatan Tenga, Rabu (20/10/2020) lalu.

Pemberian santunan dana duka, tegas Wongkar, wajib diberikan Pemerintah Daerah (Pemda) kepada masyarakat lewat alokasi dana APBD, dan ini harus mendapat perhatian khusus karena mencerminkan kepedulian sosial Pemda terhadap warganya. 

Menurutnya, santuan dana duka yang hanya senilai Rp. 500.000 per KK, sangat minim apalagi bagi warga yang tinggal jauh di pedalaman.

”Bagi masyarakat yang tinggal jauh di pedalaman, santunan dana duka sekecil itu, cuma habis untuk biaya sewa mobil atau ongkos bahan bakar. Apalagi bila harus berkali-kali datang ke Kantor Bupati Minsel untuk mengurus pencairannya,’’ tutur mantan anggota DPRD Provinsi Sulut ini.

Sebagai Kabupaten induk yang telah melahirkan ‘’anak’’ Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), sambung politikus handal ini, Pemkab Minsel seyogianya mampu mengalokasikan dana duka yang lebih besar lagi nominalnya. Bukannya malah dihapuskan dengan dalih keterbatasan anggaran kas daerah. 

Santunan dana duka yang hanya Rp. 500.000 per KK, sambung Wongkar, sangat minim bila dibandingkan dengan nominal santunan dana duka yang diberikan oleh Pemkab dan Pemerintah Kota (Pemkot)  lainnya di Sulut. 

”Sebagai kabupaten induk, Minsel sangat ketinggalan jauh dibandingkan Kabupaten Mitra. Kabupaten Mitra yang notabene merupakan hasil pemekaran dari Minsel, mampu mengalokasikan santunan dana duka sebesar 7 juta rupiah per KK. Sementara Pemkab Minahasa memberikan santunan dana duka sebesar Rp2,5 juta per KK,’’ beber Wakil Bupati Minsel ini.

Lebih parahnya lagi, sambung Sekretaris DPD PDI-P Provinsi Sulut ini, yang terjadi selama ini bukannya menambah besaran anggaran untuk dana duka, malahan dikurangi dan bahkan sampai saat ini sudah tidak berjalan lagi.

Sementara kabupaten dan kota lainnya di Sulut, setiap tahunnya tetap komit mengalokasikan santunan dana duka bagi warganya, bahkan dengan nominal yang jauh lebih besar dibandingkan Minsel. 

Wongkar menjanjikan, warga Minsel tidak harus menunggu lama. Tahun pertama kepemimpinan FDW-PYR nanti, nominal santunan dana duka akan langsung ditingkatkan dari sebelumnya dan akan diberikan setiap tahun secara berkesinambungan.  

”Tahun pertama kepemimpinan FDW-PYR, kami mungkin belum bisa memberikan santunan dana duka sebesar yang diberikan oleh Pemkab Mitra. Tapi, setidaknya bisa sama dengan Pemkab Minahasa yakni sebesar 2,5 juta rupiah per KK,’’ tutur Wongkar yang turut diaminkan Pdt. Petra Yani Rembang, STh

Karena itu, tandas Wongkar, sudah saatnya Minsel mengalami perubahan sebab Minsel memang butuh perubahan yang nyata. Lima tahun kedepan, Minsel harus lebih maju dan mampu bersaing dengan kabupaten dan kota lainnya di Sulut.

”Bila mendapat mandat dan diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk memimpin Minsel 5 tahun kedepan, FDW-PYR siap membawa angin segar bagi kemajuan dan kejayaan Minsel. Santunan dana duka akan menjadi program prioritas kami. Karena itu, mari kita menangkan FDW-PYR pada Pilkada serentak 9 Desember mendatang,’’ seru Wongkar sembari menambahkan, FDW-PYR tidak sekedar memberikan janji palsu, tetapi membawa visi dan misi yang jelas demi perubahan Minsel yang maju, berkepribadian dan sejahtera. 

Menanggapi sambutan dan seruan Wongkar tersebut, ribuan simpatisan dan pendukung FDW-PYR pun secara spontan meneriakkan yel-yel “Maju Banteng, Hidup FDW-PYR!” 

‘’FDW-PYR sudah harga mati. Inilah sosok pemimpin yang pro rakyat dan mampu membawa perubahan nyata bagi warga Minsel. Bila anda ingin Minsel menjadi lebih maju, mandiri dan sejahtera lima tahun kedepan, labuhkanlah hati anda pada FDW-PYR,’’ ajak Alfrets Rorimpandey, Decky Mintje dan Frits Rawung. (Simon)