Mendesak Presiden Jokowi Merangkul Kembali Sang "Laksamana Nala Majapahit" - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Mendesak Presiden Jokowi Merangkul Kembali Sang "Laksamana Nala Majapahit"

 

Jerry Bambuta (Foto: Dok Pribadi)


Opini oleh : Jerry Bambuta. 

Pendiri/Pembina FORUM LITERASI MASYARAKAT SULAWESI UTARA


Sulut24.com - Opini, Laksamana Nala adalah tokoh di balik layar yang membuat armada angkatan laut kerajaan Majapahit menjadi digdaya di Asia Tenggara pada masanya. Laksamana Nala adalah panglima angkatan laut kerajaan Majapahit yang memperkokoh kekuasaan Majapahit bersama Gadjah Mada, mereka punya peran besar membuat kekuatan maritim kerajaan Majapahit menjadi kekuatan digdaya sehingg di segani di Asia Tenggara.

Saat Gadjah Mada mengucapkan sumpah Amukti Palapa, kala itu, wilayah Bali, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Tumasik (Singapura) belum berada di bawah kekuasaan Majapahit. Gadjah Mada menyadari untuk mempersatukan wilayah-wilayah tersebut tidak bisa di tempuh dengan jalur darat karena wilayah-wilayah tersebut terpisah dengan wilayah lautan. Gadjah Mada menyadari di butuhkannya armada angkatan laut yang kuat.

Maka, di tunjuklah Laksamana Nala untuk berjuang bersama Gadjah Mada menguasai wilayah lautan sehingga bisa mempersatukan Nusantara. Laksamana Nala yang di besarkan di wilayah pesisir memiliki "tangan dingin" menciptakan armada laut yang kuat menguasai lautan.  Kala itu, belum ada sekolah formal dalam bidang perkapalan tapi seorang Laksmana Nala mampu menciptakan terobosan teknologi armada laut Majapahit. Karena inovasinya ini, Laksmana Nala kerap kali di sebut sebagai versi "Habibie" di era Majapahit.

Laksamana Nala memimpin ekspedisi laut di bawah pengawasan Gadjah Mada, armada laut mereka mampu mengangkut ribuan tentara dengan perbekalan yang bisa bertahan hingga 1 tahun. Bahkan, armada laut mereka di lengkapi dengan meriam cetbang yang konon di segani hingga ke Eropa. Peran strategis Laksmana Nala bersama Gadjah Mada berpengaruh besar menguasai lautan dan pulau-pulau Nusantara.

Itu adalah sejarah kedigdayaan armada laut kerajaan Majapahit. Tapi, hari ini, Indonesia harus tahu memiliki titisan Laksamana Nala yang berwujud seorang wanita dari pantai Selatan Jawa bernama Susi Pudjiastuti. Sosok mantan menteri perikanan pada masa periode pertama presiden Jokowi ini selalu fenomenal dengan setiap gebrakannya.

Dr. Susi Pudjiastuti (Foto" Ist)

Tidak berlebihan, jika saya menyebutnya sebagai titisan Laksamana Nala, masa beliau menjabat sebagai menteri perikanan membuat Indonesia sangat di takuti oleh para perampok ikan di seantero wilayah lautan Indonesia. Nyali heroik seorang "Laksamana Nala" mengalir deras dalam nadi seorang Susi Pudjiastuti. Tidak heran jika sepak terjangnya selalu menjadi pusat perhatian media lokal, nasional bahkan internasional.

Narasi analogis ini bukanlah  hal berlebihan karena selama beliau menjabat Menteri perikanan kerap kali menggebrak dengan kebijakan revolusioner melalui bidang kementeriannya. Susi Pudjiastuti pernah mendapat penghargaan "Leaders for a living planet award WWF", penghargaan ini di berikan pada tahun 2016 karena di nilai berkontribusi besar dalam upaya melestarikan alam, khususnya alam bawah laut.

Contoh kebijakan-kebijakan Susi Pudjiastuti yang mendapat penghargaan dari WWF misalnya memperkenelkan ukuran tangkap minimum biota laut ke nelayanan, melarang alat tangkap yang bisa merusak ekosistem bawah laut, menetapkan kawasan konservasi perairan dan dengan tegas melalawan praktek tangkap ikan ilegal (illegal fishing). Ini baru salah satu contoh paket kebijakan Susi Pudjiastuti yang mendapat penghargaan dunia internasional. Tidak heran jika semasa ia menjabat, wilayah lautan Indonesia sangat di takuti oleh para perampok ikan ilegal.

Di tangan Susi Pudjiastuti, kementerian yang menangani bidang perikanan menampilkan taring yang di takuti oleh para mafia-mafia perampok ikan di wilayah lautan Indonesia. Makanya, tidak berlebihan jika saya menyebutknya sebagai "Laksmana Nala-nya" Indonesia. Tapi sayang, ketika periode kedua Presiden Jokowi, Susi Pudjiastuti di ganti oleh Eddy Prabowo yang hari ini tersandung kasus korupsi. Ini menjadi noda bagi kementerian yang sebelumnya gemerlap dengan bintang prestasi nasional dan internasional.

Oleh karena itu, saya sebagai pendiri sekaligus pembina FORUM LITERASI MASYARAKAT SULAWESI UTARA mendesak presiden Jokowi agar mengembalikan Susi Pudjiastuti untuk kembali menjadi Nakhoda di perahu besar bernama kementerian perikanan.  Kita butuh sosok penjabat yang punya kualitas teruji dan terbukti, dan yang bisa menjawabnya adalah Susi Pudjiastuti.

Jerry Bambuta bersama seorang nelayan saat melakukan pelepasan 30.000 ekor benih ikan mujair dalam kegiatan bersama Forum Literasi Masyarakat (Foto: Dok Pribadi) 

Wilayah laut Indonesia yang begitu luas butuh tangan dingin seorang Susi Pudjiastuti, mengawal setiap jengkal wilayah maritim Indonesia dari Sabang ssmpai Merauke dan dari Miangas sampai Rotte. Masyarakat di bangsa ini merindukan sosok sang Laksmana Nala, dialah Susi Pudjiastuti, Pak De...., Salam Maritim!


BIOGRAFI PENULIS : 

Jerry Bambuta, sejak Tahun 2010 aktif sebagai Mentoring Group Leader dari pelayanan misi Holistic Interdenominasi ARK OF CHRIST LANGOWAN yang dinaungi oleh Yayasan Bahtera yang berpusat di Bandung, Jawa Barat. 

Aktif dalam melakukan kegiatan pelatihan kepemimpinan muda dan pemuridan di kampus UNSRAT Manado dan UNIMA Tondano. Selain itu, aktif sebagai Leader dari MATCON (Mapalus Tech Connection) yang focus dalam layanan komersil dalam bidang Website Development, Software Development, Rural Network Solutions, IT Security, IT Consulting & Training. Bersama tim MATCON, pada tahun ini sementara menyiapkan konsep optimalisasi dalam peran pendampingan e-government untuk setiap pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota dan pemerintah desa dalam penerapan e-government di kawasan Sulawesi Utara dan Indonesia Timur. 

Selain itu juga, berperan aktif sebagai pimpinan dalam program Forum Literasi Masyarakat (Forlitmas) Sulawesi Utara, FORLITMAS adalah sebuah wadah edukatif yang focus membangun literasi masyarakat, publikasi riset, afiliasi kemitraan dan inkubasi kemandirian masyarakat. 

Forlitmas di dominasi oleh pemuda/mahasiswa yang terpanggil berperan dalam membangun kultur literasi masyarakat baik secara local maupun nasional. Dalam kegiatan swadaya tani nelayan, sejak tahun 2014 giat melakukan pembinaan petani di Kabupaten Minahasa dalam program GENTA SAKTI (Gerakan Pertanian Desa Produktif).   Email : Jerbam157@gmail.com / Tlp : +6281344848306