Soal Kematian Tahanan Almarhum Nino, Keluarga Sebut Aparat Tak Punya Rasa Kemanusiaan
![]() |
Suasana di rumah duka (Foto: Sulut24/Johan) |
Sulut24.com - Sangihe, Kasus tersangka yang diduga meninggal dalam sel tahanan Polres Kepulauan Sangihe, pada Rabu (28/10) tengah malam lalu sepertinya bakal berbuntut panjang.
Setelah ber-audiensi dengan Kepala Kejaksaan Negeri Kepulauan Sangihe pada Senin (2/11), keluarga almarhum Christ Derek alias Nino akhirnya menemui Kapolres Kepulauan Sangihe di hari yang sama untuk mempertanyakan sejumlah kejanggalan dari tindakan Kepolisian yg diduga mengakibatkan Nino meninggal dunia.
Onari Nansi, isteri almarhum yang kala itu ditemani beberapa orang keluarga dekatnya dan LP-KPK Komcab Sangihe ketika ditemui Sulut24.com di rumah kediaman di kampung Taloarane kecamatan Manganitu menyatakan kekecewaan-nya terhadap aparat penegak hukum khususnya Polres Kepulauan Sangihe.
Kekecewaan Nansi dan keluarga sepertinya cukup beralasan karena Polisi dianggap lalai dan tak bertanggung jawab sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.
Menurut Nansi, ada beberapa poin keberatan keluarga yang dipertanyakan kepada Kapolres Sangihe, diantaranya penangkapan, penetapan tersangka dan penahanan yang dinilai tidak sah karena almarhum ditangkap bukan di TKP saat tengah bermain sabung ayam tapi ditangkap di jalan dekat rumahnya.
Hal lain, kata guru di SMP Satap Bengka ini, keluarga juga mempertanyakan permohonan penangguhan almarhum yang tidak disetujui Kapolres meski alasannya cukup jelas.
"Kami juga mempertanyakan soal tak ada jatah makanan bagi almarhum saat dialihkan status-nya ke Tahap II," kata Nansi yg membeberkan bahwa hal tersebut diketahuinya melalui pengakuan almarhum beberapa jam sebelum almarhum meninggal dunia.
Poin yang lain, mereka (keluarga, red) juga mempertanyakan tindakan Polisi yang lalai dan tak peduli terhadap almarhum yang sakit dan terlihat mengalami kejang - kejang sejak pukul 20.00 wita tapi nanti dibawa ke rumah sakit pukul 23.00 wita yang diduga kuat almarhum sudah tak bernyawa lagi.
Ironisnya, menurut keluarga, isteri almarhum bersama anaknya yang baru berumur 3 tahun hanya dibiarkan sendirian menemani dan mengurus jasad almarhum di rumah sakit hingga almarhum dibawa pulang ke rumah duka.
"Dorang (Polisi, red) cuman jemput isteri almarhum bawa ke rumah sakit kemudian ditinggalkan begitu saja tanpa ditemani, padahal itu sudah jam 1 subuh," Kata salah satu kerabat dekat almarhum.
"Aparat sepertinya tidak punya rasa kemanusiaan," ucap Onari Nansi yang masih terisak - isak menahan kesedihan.
Sementara itu, Kapolres Kepulauan Sangihe, AKBP Tony Budhi Susetyo SIK dhubungi melalui pesan WhatsApp untuk dimintai konfirmasi sepertinya belum bersedia memberikan tanggapan atau penjelasan.
(Johan/Vhick)