Kasus Aktif Covid-19 di Sulut Meningkat Ke Angka 2.615 - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Kasus Aktif Covid-19 di Sulut Meningkat Ke Angka 2.615

Ilustrasi (Foto via istockphoto.com)


Sulut24.com – Manado, Covid-19 di Provinsi Sulawesi Utara hingga saat ini terus mengalami peningkatan. 

Pada siaran pers perkembangan Covid-19 yang di terbitkan oleh Satgas Covid-19 Sulawesi Utara pada Minggu (10/1/2021), pasien Covid di Sulut kembali bertambah 167 kasus. 

Ketambahan 167 kasus tersebut menaikan angka kasus aktif Covid-19 di Sulut yang pada hari sebelumnya sebanyak 2.472 menjad 2.615 orang dengan persentase sebesar 24,99 % dari total kasus pasien terkonfirmasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu sebanyak 10.466 orang. 

Penambahan peningkatan kasus aktif Covid-19 di wilayah Provinsi Sulawesi Utara ini harus terus waspadai oleh masyarakat terutama masyarakat rentan diantaranya warga lanjut usia. 

Meski kasus aktif terus mengalami peningkatan, namun kasus yang telah dinyatakan sembuh juga turut mengalami peningkatan, berdasarkan siaran pers Satgas Covid Provinsi Sulawesi Utara pasien yang telah dinyatakan sembuh sudah mencapai 7.512 orang dengan persentase sebesar 71,77% dari total kasus.  Sedangkan untuk Angka Kematian (Case Fatality Rate), Provinsi Sulawesi Utara berada pada angka 3,24% dengan total kematian sebanyak 339 kasus. 


Perkembangan Uji Klinis Vaksi Oleh BPOM RI 

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP pada Media Briefing Pengawalan Keamanan, Khasiat, & Mutu Vaksin Covid-19 Sebelum dan Sesudah di Peredaran, Jumat (8/1/2021) mengatakan bahwa saat ini uji klinis vaksin Covid-19 yaitu Sinovac sudah memasuki tahap akhir. 

“Saat ini Badan POM telah memasuki tahap akhir evaluasi hasil uji klinis,” tuturnya. 

Lukito menjelaskan uji klinis yang dilaksanakan di Bandung memiliki desain yang sama dengan uji klinis vaksin Sinovac di Brazil dan Turki dengan subjek pada orang dengan rentang usia 18 tahun sampai 59 tahun. 

Kepala BPOM menuturkan berdasarkan laporan media, pada iji klinis di Brazil, Sinovac menunjukan efikasi vaksin sebesar 78%  sedangkan di Turki menunjukan efikasi vaksin sebesar 91,25%. 

Menurutnya perbedaan efikasi uji klinis vaksin di Brazil dan Turki itu dipengaruhi oleh faktor perbedaan jumlah subjek, pemilihan populasi subjek, karakteristik subjek dan kondisi lingkungan masing-masing. 

Namun yang terpenting menurut Lukito adalah telah terpenuhinya regulasi WHO yaitu efikasi lebih dari 50%. 

Lukito menuturkan vaksinasi harus secepatnya dilakukan seiring dengan terus meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia. 

“Program vaksinasi harus segera dilakukan dengan keyakinan manfaatnya lebih besar dibandingkan resiko jika tidak divaksin,” katanya. 

Menurutnya setelah vaksinasi dilaksanakan, masyarakat tetap harus mematuhi protokol pencegahan Covid-19 yaitu 3M. 

“Kapan pun, dimana pun selalu memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menjaga daya tahan tubuh dengan istirahat cukup, olah raga, makan makanan yang seimbang, bergizi, dan asupan lainnya seperti suplemen dan sebagainya,” tandasnya. (Fn)