Dinas PUPR Minsel Kehilangan Perancang Jembatan Leynard W. Maramis, ST
Sulut24.com, MINSEL - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) kehilangan seorang tenaga handal di bidang konstruksi jalan dan jembatan, Leynard William Maramis, ST yang lebih akrab disapa Ley.
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sejak 2019 lalu hingga kini menjabat Kepala Seksi (Kasie) Pembangunan Jalan dan Jembatan di Bina Marga (BM) Dinas PUPR Minsel ini, meninggal dunia di kediamannya, di Kelurahan Wulauan, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sabtu (17/4/2021) dinihari lalu.
Jenazah almarhum Ley dimakamkan di pekuburan umum Wanua Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), pada Senin (19/4/2021).
Almarhum Ley begitu disegani dan disayangi oleh rekan-rekannya di Dinas PUPR Minsel, karena pembawaannya yang murah senyum dan cepat akrab dengan siapapun. Almarhum Ley dikenal sebagai seorang perancang jembatan.
Almarhum Ley juga disegani oleh kalangan kontraktor. Pasalnya, sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dia tidak pernah mempersulit pihak rekanan/kontraktor.
Tak heran bila kematiannya yang secara tiba-tiba dan dalam usia yang masih relatif muda, menyisakan duka dan rasa kehilangan yang amat mendalam bagi keluarga besar Dinas PUPR Minsel, rekanan kontraktor, dan masyarakat Desa Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minut.
Almarhum Ley dikenal sebagai sosok birokrat yang aktif di bidang kerohanian. Sejak masih kuliah di Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), dia terlibat aktif di Unit Pelayanan Kerohanian (UPK) Kristen.
Lelaki berotak cemerlang ini juga pernah menjabat penatua pemuda di GMIM 'Walinouw' Tumaluntung, Wilayah Minawerot, Kabupaten Minut.
Sebelum diangkat jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 2015 lalu, almarhum Ley pernah menjadi Tenaga Harian Lepas (THL) di Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah XV Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Ketika itu, Ley pernah mengemban tugas sebagai pengawas proyek pembangunan Jembatan Soekarno, di Manado. Pembangunan jembatan sepanjang 1,127 kilometer ini menelan anggaran Rp300,28 miliar.
Tak heran, begitu lulus seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada Maret 2015 silam, Ley langsung direkrut oleh mantan Kepala Dinas (Kadis) PU Minsel, Jootje Tuerah, ST, MM.
Lelaki kelahiran 26 Maret 1985 ini, telah mengabdi selama enam tahun di Dinas PUPR Minsel, sejak kepemimpinan Kadis Jootje Tuerah, ST, MM hingga kini dipimpin Kadis Dekky Jusni Tuwo, S.Sos.
Almarhum Ley meninggal dalam usia 36 tahun dan meninggalkan seorang istri, Netha Wuisan, ST serta dua orang anak yang masih di bawah umur, masing-masing Velena dan Shine Maramis.
Sebagian besar pembangunan infrastruktur, terutama jembatan di Kabupaten Minsel, tidak lepas dari andil almarhum Ley.
Dia terlibat langsung mulai dari proses perencanaan, pembuatan disain, pelaksanaan hingga pengawasan pembangunan.
Almarhum Ley belum lama ini sempat mengurus berkas pengusulan kenaikan pangkat/golongan dari III/B ke III/C.
Sayangnya, belum sempat mengantongi SK kenaikan pangkat, almarhum Ley sudah keburu meninggal dunia.
Tidak diketahui pasti penyebab kematian pejabat eselon III ini. Namun diduga kuat akibat serangan jantung.
Dua hari sebelum menghembuskan napas terakhir, almarhum masih sempat menjalankan tugasnya di Bidang Bina Marga (BM) Dinas PUPR Minsel.
Pada hari itu, Kamis (15/4/2021), almarhum Ley sempat memimpin apel pagi dan sore. Keesokan paginya, Jumat (16/4/2021) Ley juga sempat masuk kantor.
Hari itu, saat lagi bekerja, Ley mengeluh sakit kepala sehingga dia hanya setengah hari masuk kerja dan bergegas pulang ke Tondano.
"Setahu kami, selama ini almarhum pernah dirawat di rumah sakit karena menderita sakit jantung. Dia juga sering mengeluh sakit amandel dan kadar kolesterol tinggi," ungkap sejumlah pegawai dan THL di Dinas PUPR Minsel kepada wartawan.
Setibanya di rumah, di Kelurahan Wulauan, Kecamatan Tondano Utara, almarhum Ley mengeluh kepada istrinya bahwa amandelnya kumat dan sakit kepala.
Namun dia masih terus melanjutkan pekerjaan kantornya hingga malam hari.
Informasi yang diperoleh dari pihak keluarga almarhum menyebutkan, Jumat malam itu almarhum Ley saat tidur tengah malam sempat mengeluarkan suara desahan napas yang tidak wajar dan ia tampak sulit bernapas.
Dalam keadaan panik bercampur cemas, istrinya lalu berusaha membangunkannya. Tapi karena tidak bereaksi, almarhum.lalu dilarikan ke rumah sakit.
"Sayangnya, dalam perjalanan menuju rumah sakit, almarhum Ley menghembuskan napas terakhir," ungkap sumber keluarga almarhum yang enggan disebutkan namanya.
Sebelum dimakamkan di Pekuburan Umum Desa Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) pada Senin (19/4/2021), jenazah almarhum Ley sempat disemayamkan di Kantor Dinas PUPR Minsel pada Minggu (18/4/2021) sore.
Pada sore itu, digelar ibadah pelepasan jenazah almarhum yang dihadiri Kepala Dinas PUPR Minsel Dekky J. Tuwo, S.Sos, para kabid dan kasie, pegawai, THL, wartawan dan sejumlah rekanan kontraktor lokal.
"Keluarga besar Dinas PUPR Minsel sungguh merasa kehilangan. Pasalnya, almarhum Ley selama ini dikenal sebagai pekerja keras, loyal pada atasan, murah senyum dan cepat akrab dengan siapa saja," kata Kepala Dinas PUPR Minsel, Dekky Jusni Tuwo, S.Sos.
Menurut Tuwo, sebelum meninggal, almarhum sempat merampungkan sejumlah pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
Antara lain pembuatan proposal proyek duplikasi Jembatan Sosongian di Kecamatan Tumpaan, dan Jembatan Ranowangko dan Jembatan Ranoyapo di Kecamatan Amurang.
"Proposal yang akan dibawa ke Kementerian PUPR di Jakarta ini, tuntas dikerjakan Ley sehari sebelum dia meninggal," tutur Tuwo yang turut didampingi Sekretaris Olviane Rembet, ST, Kabid Bina Marga Feliks Pasla, ST, dan Kabid Cipta Karya Hence Tumbelaka, ST, MT.
Selamat jalan Kabid Leynard. Jasa pengabdian dan kebaikanmu akan selalu dikenang. (Simon)