Katekisasi Tahap III, Wabup PYR dan Pdt. Arina Bekali Ratusan Pelsus GMIM Wilayah Amurang Tiga - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Katekisasi Tahap III, Wabup PYR dan Pdt. Arina Bekali Ratusan Pelsus GMIM Wilayah Amurang Tiga

Wabup Minsel Pdt. Petra Yani Rembang, M.Th sedang memberi pembekalan kepada ratusan Pelsus GMIM Wilayah Amurang Tiga di Lantai 3 Kantor Sinode GMIM. (Foto: Ist)

Sulut24.com, MINSEL - Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) Pdt. Petra Yani Rembang, M.Th tampil sebagai pemateri pada kegiatan Katekisasi Tahap III Pelayan Khusus (Pelsus) GMIM Wilayah Amurang Tiga.

Kegiatan tersebut digelar di Lantai 3 Kantor Sinode GMIM, Kota Tomohon, Jumat (13/05/2022).

Selain Wabup PYR, Ketua BPMS GMIM Pdt. Dr. Hein Arina juga turut memberikan pembekalan dan mengulas topik bertajuk "Eklesiologi GMIM".  

Sejumlah petinggi BPMS GMIM Periode 2022-2027 juga turut tampil sebagai pemateri. 

Sekretaris Umum BPMS GMIM, Pdt. Evert Andri Alfonsus Tangel, M.Th, M.PdK tampil membawakan materi tentang "Leadership/Kepemimpinan".

Wakil Ketua Bidang Ajaran dan Tata Gereja, Pdt. Djoli Sondakh, M.Th mengupas topik bertajuk "Ilmu Berkhotbah".  

Wakil Ketua Bidang Pekerja GMIM dan Pelsus, Pdt. Joice Christien Wulancaes Sondakh, M.Th membahas topik "Penggembalaan".

Total ada 5 pemateri yang memberikan pembekalan kepada ratusan Pelsus GMIM Wilayah Amurang Tiga.

Katekisasi Tahap III ini diikuti ratusan Pelsus, di dalamnya para Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ), Pendeta Pelayanan dan Guru Agama se-Wilayah Amurang Tiga, Rayon Minsel.

Peserta katekisasi terdiri dari 262 Penatua dan Diaken, 19 Pendeta dan Guru Agama, serta 3 Penasehat Wilayah.

Dalam katekisasi Tahap III tersebut, Wabup Petra Rembang mengupas materi "Ketatalayanan" yang meliputi materi "Gereja dan Politik", "Gereja, Ekonomi dan Kewirausahaan", serta topik "Gereja dan Lingkungan Hidup".

Kehadiran pejabat publik yang akrab disapa PYR ini dalam kapasitasnya sebagai Pendeta GMIM.

Ratusan Pelsus GMIM Wilayah Amurang Tiga sedang menyimak materi pembekalan. (Foto: Ist)

Dalam pemaparannya, Wabup PYR menegaskan, gereja seyogianya tidak hanya berurusan dengan kegiatan kerohanian atau rutinitas pelayanan yang bersifat ritual semata.

Tetapi gereja juga harus peka terhadap konteks pergumulan jemaat dan masyarakat secara holistik.

Terlebih akibat dampak pandemi Covid-19 dimana sebagian besar masyarakat, termasuk warga gereja menderita kesulitan ekonomi. 

"Gereja harus hadir dan memberi solusi bagaimana caranya anggota jemaat dapat bertahan di tengah-tengah kesulitan ekonomi tersebut," tutur Wabup PYR.

Dengan demikian, gereja tidak terasing dari perkembangan zaman dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat.

"Gereja harus melibatkan diri dalam upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat," tandasnya lagi.

Berangkat dari kesadaran ini dan mengacu pada problematika yang dihadapi gereja dan masyarakat dewasa ini, maka salah satu langkah strategis yang ditempuh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya jemaat di lingkup pelayanan gereja GMIM di semua aras adalah memberdayakan anggota jemaat di bidang kemandirian ekonomi/kewirausahaan.

"Karena itu, dalam struktur organisasi Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM, ada Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Diakonia. Sebelumnya bernama Bidang Pengembangan Sumber Daya (PSD)," jelas Wakil Ketua BPMS GMIM Bidang PSD Periode 2018-2022 ini.

Menurut Wabup PYR, gereja juga tidak boleh alergi terhadap politik. Sebaliknya, gereja harus eksis dan berperan aktif serta memberi pengaruh positif terhadap konstelasi politik, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Kehadiran warga gereja di kancah politik, lanjutnya, bukan untuk mengejar kekuasaan semata. 

Tapi untuk memberikan kontribusi nyata, baik gagasan dan ide serta kebijakan-kebijakan politis yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat.

"Warga gereja hadir dan berkiprah di pentas politik untuk menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Menjadi duta Kristus yang meluruskan apa yang bengkok, dan memperbaiki apa yang salah," tegas suami dari Sekretaris TP-PKK Kabupaten Minsel Ny. Rembang Juliwati ini. 

Ia pun lalu memberi contoh sejumlah tokoh di dalam Kitab Perjanjian Lama yang dipakai Tuhan menjadi "orang kunci" di lingkungan kerajaan bangsa-bangsa asing.

Antara lain Yusuf yang dipakai Tuhan menjadi Perdana Menteri dari Raja Firaun di Kerajaan Mesir, dan Daniel sebagai penasehat Raja Nebukadnezar dari Babel.

Pada kesempatan itu, Wabup PYR pun menuturkan pengalamannya saat mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Minsel.

Menurutnya, ketika itu banyak nada-nada sumbang yang menyoroti keputusannya untuk ikut Pilkada sebagai Cawabup Minsel.

Bahkan tidak sedikit yang mengolok-olok dan menghujatnya. 

Pasalnya, ia tercatat sebagai Pendeta GMIM pertama yang mencalonkan diri sebagai calon Wakil Kepala Daerah.

Kegiatan Katekisasi Tahap III ini dilaksanakan di Lantai 3 Kantor Sinode GMIM di Kota Tomohon. (Foto: Ist)

"Ini dikarenakan masih banyak masyarakat, termasuk warga gereja yang memiliki pemahaman yang keliru tentang politik. Selama ini politik selalu diidentikkan dengan hal-hal yang jahat atau kotor. Padahal, politik itu hadir antara lain untuk mensejahterahkan masyarakat," pungkas Ketua Badan Pembina Yayasan Medika GMIM Periode 2014-2018 ini.

Materi yang sama juga pernah disampaikan oleh Wabup PYR ketika memberikan pembekalan kepada ratusan Pelsus di Wilayah Tumpaan yang dipusatkan di gereja GMIM Solagratia" Matani pada 22 April 2022 lalu. (Simon)