Liando Sebut Beberapa Faktor Penyebab Menurunnya Kepusan Masyarakat Terhadap Joko Widodo - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Liando Sebut Beberapa Faktor Penyebab Menurunnya Kepusan Masyarakat Terhadap Joko Widodo

Presiden Joko Widodo saat mengunjungi pasar tradisional di Kota Bogor (Foto: Sekretariat Kabinet/twitter.com)

Sulut24.com, MANADO - Lembaga Survey Indikator Politik Indonesia merilis hasil survey kepuasan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo dimana pada rilis itu terjadi penurunan tingkat kepusan ke angka 58,1%. 

Berkaitan dengan hal tersebut Pengamat Politik dan Pemerintahan Sulawesi Utara Dr. Ferry Liando menilai ada beberapa faktor yang menyebankan menurunnya tingkat kepusan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo. 

Dia mengatakan bahwa kebutuhan masalah kebutuhan bahan pokok dimana ada bahan pokok yang masih sulit dijangkau seperti minyak goreng menjadi salah satu indikator yang berpengaruh terhadap tingkat kepuasan masyarakat.

Lalu menurutnya, isu pembangunan yang dinilai belum merata dan sebagian besar terpusat di Jawa juga berpengaruh terhadap penilaian masyarakat terhadap Presiden Jokowi 

"Pembangunan infrastruktur belum merata di Indonesia dimana sebagain besar masih terpusat di pulau Jawa dan daerah-daerah  yang berada diluar pulau Jawa yang minim Infrastuktur malah terabaikan dan belum teralokasi merata," ucapnya, Rabu (18/5/2022). 

Dirinya berpandangan bahwa manuver sejumlah menteri yang telah menyimpang dari kewenangan dan lemahnya  kontrol presiden terhadap anak buahnya di kabinet mempengaruhi tingkat kepusan masyarakat terhadap Presiden. 

"Presiden dinilai tidak mampu mengendalikan kondisi demikian," jelas Liando.

Selain itu Isu terkait perlindungan terhadap pihak-pihak minoritas kerap masih abai dilakukan masih menjadi salah satu yang mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat kepada presiden.

"Pihak-pihak yang diduga menggelorakan kebencian seolah-olah dibiarkan tumbuh subur tanpa terkendali," ucap Liando.

Namun, Liando berujar bahwa meski kepuasan menurun, namun Jokowi tidak serta merta dinilai gagal karena banyak kebijakan yang perlu diapresiasi.

"Meski kepuasan publik menurun bukan berarti Jokowi gagal. Masih banyak kebiajkan-kebijakan lain yang dilakukan Jokowi dan sesungguhnya patut diapresiasi," tandasnya. (fn)