Temuan Kemkes: 50 % Pasien BA.4 dan BA.5 Sudah Vaksin Booster - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Temuan Kemkes: 50 % Pasien BA.4 dan BA.5 Sudah Vaksin Booster

 

Proses penyuntikan vaksinasi booster (Foto : AP/Tatan Syuflana via Republika.co.id)

Sulut24.com, JAKARTA – Sebanyak 50 % pasien terinfeksi mutasi SARS-CoV-2 Omicron dengan subvarian baru yakni BA.4 dan BA.5 di Indonesia tercatat sudah vaksin boster. Jumlah ini merupakan hasil catatan temuan Kementerian Kesehatan (Kemkes).

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril, merinci, dari 1.179 kasus BA.4 dan BA.5 yang dilaporkan per 4 Juli 2022, sebanyak 599 orang di antaranya sudah menerima dosis ketiga. Kemudian 260 orang sudah menerima dua dosis, 15 orang satu dosis vaksin, 30 orang belum divaksin sama sekali, dua orang menerima empat dosis, dan 273 orang lainnya masih dalam tahap identifikasi.

"Manifestasi klinis dan vaksin per 4 Juli pasien BA.4 dan BA.5, sebagian besar kasus bergejala, mandiri, dan didominasi vaksin 2-3 kali," kata Syahril sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (5/7/2022).

Syahril kemudian merinci, dari 1.179 kasus tersebut, 580 orang menjalani isolasi mandiri. Kemudian, 77 lainnya menjalani rawat inap di rumah sakit, dan 522 pasien lainnya masih dalam tahap identifikasi. Dari ribuan kasus dua subvarian itu, 527 pasien berjenis kelamin laki-laki dan 652 lainnya perempuan. 

Sebaran pasien berdasarkan usia, urai Syahril lebih lanjut, paling banyak terjadi pada usia produktif 18-59 tahun sebanyak 873 orang. Sisanya sebanyak 142 orang dari usia 6-17 tahun, 111 orang merupakan warga lansia atau berusia 60 tahun ke atas, 52 lainnya merupakan anak di bawah usia 6 tahun, dan seorang pasien masih dalam tahap identifikasi.

Syahril juga mencatat paling banyak pasien mengalami gejala klinis bersifat ringan yakni 517 orang. Kemudian 96 pasien lainnya mengalami gejala sedang, 36 orang tanpa gejala, dua orang mengalami gejala berat, satu orang kritis, dan tiga orang meninggal dunia. Sisanya masih dalam tahap identifikasi.

Adapun gejala paling banyak ditemukan pada pasien adalah batuk. Kemudian pilek, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, pusing, muntah, anosmia atau tidak bisa membaui, hingga sesak nafas. "Data terus bergerak menyesuaikan hasil penyelidikan epidemiologi yang sedang berlangsung," kata Syahril.

Syahril menambahkan, dari ribuan kasus yang dilaporkan dari dua subvarian itu, tiga orang di antaranya yang terpapar BA.5 meninggal dunia. Kedua subvarian ini teridentifikasi di sejumlah daerah Indonesia seperti Bali, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan terbanyak DKI Jakarta. "Data terus bergerak menyesuaikan hasil penyelidikan epidemiologi yang sedang berlangsung," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono tak merekomendasikan masyarakat melepas masker meski kasus Covid-19 melandai. Dante menyarankan masyarakat tetap memakai masker untuk mencegah penularan virus corona.

Padahal, Presiden Joko Widodo sebelumnya memutuskan untuk melonggarkan penggunaan masker di tengah kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia. Kebijakan itu diumumkan Jokowi pada 17 Mei lalu.

Jokowi menilai kasus Covid-19 sudah melandai sehingga perlu ada penyesuaian kebijakan terutama terkait prokes Covid-19. Namun ada sejumlah kondisi tertentu dan golongan orang yang tetap wajib menggunakan masker.

Namun Dante mewanti-wanti agar masyarakat tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

Selain itu, warga yang belum sama sekali menerima vaksin Covid-19 maupun yang belum menerima vaksin primer lengkap diminta untuk segera mengakses layanan vaksinasi di fasilitas kesehatan.

Ia juga mendorong agar masyarakat segera mengakses vaksinasi dosis lanjutan atau booster untuk mendapatkan imunitas tambahan. "Mulai landai minggu ini, walaupun positivity rate masih tinggi tapi sudah mulai landai angkanya, mudah-mudahan kita sudah mencapai angkanya peak (puncak kasus) di Jakarta," ujarnya.(cnni/fan)