Jika Prancis Ingin Menang, Matikan Gerakan Lionel Messi - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Jika Prancis Ingin Menang, Matikan Gerakan Lionel Messi

Lionel Messi saat melakukan selebrasi usai mencetak gol (Foto via edition.cnn.com)

Sulut24.com, JAKARTA - Partai puncak final piala dunia 2022 Qatar antara  juara  bertahan Prancis versus Argentina  jadi arena pembuktian siapa yang terbaik di seantero dunia ini dalam sepakbola antar negara.

Stadion Lusail jadi saksi sejarah dalam laga yang ditarungkan Minggu malam (18/12) ini. Apakah Argentina menyudahi puasa gelar selama 36 tahun ataukah Tropy Piala Dunia itu masih betah menetap di Prancis?

Yang pasti pelatih kedua tim yang berlaga ini sudah memiliki taktik dan strategi yang jitu kemudian didukung pemain-pemain yang mumpuni.

Pelatih Prancis, Didier Deschamps, tidak hanya sukses sebagai pelatih, sebagai pemain ia bersama Zinedine Zidane, Emmanuel Petit dari lini tengah menghantar Prancis juara piala dunia tahun 1998 mengalahkan Brazil di final. Jadi baik sebagai pelatih maupun pemain tidak diragukan lagi kemampuannya. 

Dalam tim saat ini di Qatar, pelatih berusia 54 tahun ini menggunakan formasi yang bervariasi, tergantung lawan yang dihadapi.

Sedang pelatih Argentina, Lionel Scaloni, yang berusia 44 tahun ini bukan pelatih kaleng-kaleng, ia membawa Argentina juara Copa Amerika 2021. Dikalangan pemain Argentina ia dijuluki sebaga profesor, karena kemampuannya meneliti pemain-pemain tim Tango, dianalisa, dan diramu jadi tim tangguh mencapai final sebagai debutannya

Materi pemain kedua tiim baik di kubu Prancis maupun Argentina sudah tidak diragukan kualitas mereka baik individu maupun sebagai sebuah tim.

Yang menjadi soal yang paling penting dalam partai ini bagi pemain harus fokus dan disiplin menjalankan instruksi dan strategi pelatih dan sekecil mungkin melakukan kesalahan. Motivasi, kominikasi antar pemain dan percaya diri pemain juga memegang kunci kemenangan.

Pelatih Lionel Scaloni diperkirakan menurunkan formasi terbaiknya, bek kanan, Molina yang siap meredam Kyllian Mbappe. Pemain muda ini akan beradu skill dan kecepatan dengan Mbappe. Dijantung pertahanan mengadang gerakan ekplosif Bomber Giroud sudah menunggu Romero dan Otamendi bakal mengunci mantan pemain Arsenal itu sekarang merumput untuk AC Milan, bek kiri Taqliafico akan lebih fokus mengawal manuver berbahaya, winger lincah Dembele. Sedang posisi pertahanan terakhir dipercayakan kepada kiper Emilio Martinez.

Yang bakal terjadi adalah perang di lini tengah, materi pemain menempati pos ini memiliki kualitas skill pemain yang mumpuni dan tenaga kuda

Kubu Argentina ada Mac Alister, De Paul, E.Fernandes, untuk mendistribusi bola ke depan Leonal Messi dan Alvares. Sedang Paredes lebih difokuskan sebagai jangkar atau gelandang bertahan.

Arsitek Prancis, Didier Deschamps yang favorit menggunakan formasi 4-2-3-1 ini untuk mengadang lajunya tekanan  Messi dan kawan-kawan serta balik menyerang ke kubu Argentina, menurunkan play maker, Griezmann ditandem dengan Rabiot yang kemungkinan sudah pulih dari flu dan Tchouameni. Lini ini jadi taruhan dan penentu baik bertahan maupun menyerang dan mencetak gol kemenangan. Lini sangat vital.

Jantung pertahanan  akan ditempati duet Varane dan Upamecano jika sudah fit serta bek sayap Kounde dan T.Hernandez yang cukup rajin membantu serangan dan piawai dalam bertahan. Sedang dibawah mistar dijaga kapten Lloris.

Partai penghujung Piala Dunia Qatar yang dipentaskan sejak 20 November lalu, akan menyajikan tontonan menarik dan ketat, kedua tim baik Prancis maupun Argentina akan main terbuka. Sepakbola kekinian, sepakbola menyerang akan disajikan kedua tim.

Namun yang harus menjadi perhatian bagi  Didier Deschamps adalah  peran Messi. Mega bintang sepakbola dunia ini akan menjadi kunci bagi Argentina. Apalagi Pemain berusia 35 tahun memiliki motivasi besar untuk membawa piala dunia ke negaranya dan penampilan di Qatar merupakan akhir perjalanannya membela Argentina di Piala Dunia. Selain itu Pemain PSG ini ingin mempersembahkan gelar juara yang tak pernah dicapainya selama tampil di piala dunia.

Untuk itu, bagi pelatih Prancis, harus menugaskan khusus seorang pemain untuk tidak memberi ruang gerak yang leluasa bagi Messi. Memandulkan  serangan Argentina salah satu kuncinya Matikan gerakan Messi. Karena megabintang inilah inspirasi serangan. Dia juga memiliki speed berlari dengan bola dan Messi juga memiliki gerakan sulit dibaca lawan bisa menarik dua tiga pemain lawan supaya ada ruang kosong buat rekannya. 

Hal ini dia buktikan di semi final melawan Kroasia, ia melakukan solo run, sampai ke pojok kiri pertahanan Kroasia, dua pemain belakang mengadangnya, Alvares yang sudah berdiri bebas menerima bola dan langsung dilesatkan ke gawang Livakovic. Jadi tidak ada pillihan bagi Prancis jika ingin membawa kembali tropy piala dunia kedua kali berturut turut harus matikan Lionel Messi. Pertanyaannya adakah pemain yang bisa memerankan tugas itu?. Selamat menyaksikan. (Eddy Lahengko)