Pembangunan Berkelanjutan Solusi Terhadap Masalah Ekonomi Jangka Panjang - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Pembangunan Berkelanjutan Solusi Terhadap Masalah Ekonomi Jangka Panjang

Anderson G. Kumenaung (Foto: Ist)

Oleh : Anderson G. Kumenaung


Sulut24.com, OPINI - Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan awal pembentukan tingkat kesejateraan masyarakat. Kesejateraan bahkan kekayaan negara (wealth) dicapai jika terjadi pertumbuhan ekonomi jangka Panjang secara periodic. Pengalaman banyak negara dengan Gross Domestic Product (GDP) terbesar seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Ukraina, Singapura, Brunai Derusalam adalah karena kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal dan teknologi yang dikelola dengan baik dalam mencapai pertumbuhan ekonomi jangka Panjang.

Krisis ekonomi dunia sekarang ini dipicu wabah covid kemudian perang berkelanjutan Rusia VS Ukraina telah mengacaukan perdagangan antar negara, merusak pasokan energi dan komoditas pangan dunia ancaman krisis energi dan krisis pangan dunia, ancaman inflasi dan resesi dunia menjadi “momok” bagi seantero masyarakat dan negara-negara di dunia termasuk Indonesia.

1. Ekonomi Indonesia

Indonesia saat ini menghadapi sejumlah masalah pembangunan ekonomi yang kompleks antara lain hutang negara mecapai kurang lebih delapan ribu triliun. Pembayaran bunga hutang yang melonjak drastis karena kenaikan suku bunga terutama di Amerika Serikat. Krisis energi karena kelangkaan pasokan minyak dunia. Krisis moneter terjadi disebabkan tinginya cost of money, berakibat melambatnya infstasi. Krisis keuangan negara, terjadi karena pengalihan belanja dalan APBN mengatasi covid 19. Beban negara dalam pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan. Sisi penerimaan pada APBN mengalami penurunan karena rendahnya penerimaan sector pajak, retribusi, penerimaan cukai dan sumber penerimaan lainnya yang sah. Kontraksi moneter menurunkan infestasi (PMA san PMDN) meningkatkan pengangguran karena PHK meikan angka kemiskinan dan memperparah Stunting, serta meningkatkan potensi memanasnya suhu politik menjelang tahun 2024. Memecahkan masalah jangka pendek seperti kebutuhan pangan masyarakat yang tidak bisa di tunda, masalah Kesehatan yang menjadi prioritas, Pendidikan tepat guna dan tepat manfaat.

Mengatasi masalah ekonomi jangka pendek dan menengah, kebijakan negara efektif dalam beberapa persoalan, misalnya melemahnya daya beli, masyarakat di atasi dengan bantuan langsung tunai, sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, dibayarkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya. Selain itu, peran ekspansi fiksal berhasil meredam dampak krisis ekonomi global terhadap perekonomian nasional. Kinerja APBN efektif meredam krisis ekonomi dan guncangan inflasi melalui belanja fiscal yang berperan sebagai shock absorber. Kontraksi moneter berdampak jangka panjang terhadap investasi, menurunkan penciptaan kesempatan kerja, bermuara pada kontraksi ekonomi. Kontraksi moneter seharusnya diimbangi ekspansi fiscal. Ekspansi fiscal terkendala melemahnya penerimaan negara, sehingga menjadi pilihan sulit bagi pemerintah menangani serempak berbagai persoalan masyarakat.

2. Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan bersifat multi dimensi, melibatkan semua aspek fisik, non fisik menyangkut kesejateraan umat manusia. Kata berkelanjutan, berkonotasi terencana, sistematis, tidak terhenti dalam suatu jangka waktu tertentu. Intinya pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses perubahan, terencana sistematis, tidak dibatasi era tertentu, bersifat multi dimensi melibatkan semua aspek yang mempengaruhi kesejahteraan umat manusia (Walfve). Pembangunan diidentifikasi berkelanjutan jika memperhitungkan keselarasan lingkungan, pemulihan alam, konservasi paska eksploitasi sumberdaya alam sebagai input produksi.

Konsep pembangunan berkelanjutan (Sustained development), lahir Ketika disadari bahwa kita telah mengalami kegagalan dari kesuksesan karena pembangunan dianggap sebagai zero sum game. Boediono (1999) menyatakan bahwa pembangunan ekonomi yang telah berorientasi. Pertumbuhan ekonomi, akan dicapai pengorbanan dengan kerusakan ekologis, penyusutan sumberdaya alam, bahkan termarginalkan sekelompok masyarakat karena hilangnya sumber-sumber pendapatan jangka panjang. Konsep pembangunan berkelanjutan bertujuan mencapai keseimbangan antara proses pembangunan dengan upaya menjaga kelestarian dan keberlangsungan lingkungan.

Kaum environmentalist khawatir terhadap konsekuensi jangka Panjang dari adanya tekanan yang eksektif terhadap daya dukung alami (Natural life supporting system) oleh karena itu konsep pembangunan berkelanjutan ditekankan pada daya dukung bumi. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai ”development that meet the needs of the present without compromising the ability of fiture generation to meet their own need”. Kondisi ini hanya bisa dipenuhi apabila keseimbangan ekonologi terus terjaga yaitu dengan membiarkan alam mengatur dirinya sendiri dan menggantikan segala sesuatu yang telah diambil dari alam. Pada sub sektor kehutanan telah diadopsi menjadi program yang dikenal dengan Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI), meskipun dalam pelaksanaanya belum sepenuh dilakukan oleh para pemegang Hak Pengolahan Hutan (HPH).

Batasan pandangan atau perspektif para ahli ekonomi lebih menekankan pada aspek ekonomi. Sutainability bisa berarti bahwa kebutuhan saat sekarang tidak akan menurunkan sumber pendapatan riil dimasa yang akan datang, termasuk konsep green development (Kumenaung 2008).

Seorang ahli dibidang rural development (Kuhnen, 1994) memandang sustainability dari dimensi sosial dan moral. Dari dimensi sosial konsep berkelanjutan berkaitan dengan kelangsungan hidup keluarga dan masyarakat dengan perubahan-perubahan sosial yang terjadi di dalamnya. Sedangkan dari dimensi moral kekayaan (kesejahteraan yang dicapai generasi sekarang seharusnya tidak mengurangi kesehjatreaan generasi yang akan datang). Pandangan ini percaya bahwa pembangunan dikategorikan berkelanjutan, jika dan hanya jika kesejahteraan generasi yang akan datang sekurang-kurangnya sama dengan ksejahteraan generasi sekarang (Kumenaung 2009).

Secar konvensional, stok modal hanya mencakup stok modal yang diproduksi manusia seperti mesin bangunan dan infrastruktur, namun dalam konteks pembangunan berkelanjutan, konsep modal ini diperluas meliputi stok modal alamiah, stok modal manusia (SDM) dan stok modal sosial (Pranata sosial dan institusional). Indikator pembangunan berkelanjutan akan semakin baik, jika komponen-komponen modal tersebut tercukup secara lengkap.

PBB (2023) menginterpretasi bahwa pembangunan berkelanjutan sebagai aktivitas yang menjamin peningkatan secara terus menerus kekayaan nasional melalui penggantian atau konversi dari sumber-sumber kekayaan yaitu stok modal yang diproduksi, sumber daya manusia, sumber daya sosial, dan sumber daya alam. Dalam ilmu ekonomi sumber daya alam konsep ini menyatakan bahwa jika investasi pada jenis stok modal buatan bersamaan dengan upaya konservasi alam (green economy) maka pembangunan akan berkelanjutan. suatu perekonomian menggunakan penghasilan atau rente dari sumber daya alam untuk melakukan investasi pada jenis stok modal yang lain, maka pembangunan akan berkelanjutan.Selanjutnya Bank Dunia mengembangkan konsep Pengukuran PDB hijau (Green PDB), diperoleh dengan cara mengurangi PDB konvensional dengan berbagai depresiasi dari modal termasuk modal alamiah. 

Kemudian, genuine saving didefinisikan senbagai tingkat tabungan konvensional setelah dikurangi depresiasi dari semua jenis modal, yaitu modal fisik, modal alamiah dan ditambah dengan peningkatan dalam modal manusia dan modal sosial. Jika genuine saving positif, berarti total modal akan bertambah, namun jika negatif maka total modal akan berkurang. Apabila Genuine saving terus menerus negarif mengindikasikan bahwa pembangunan tidak berada dalam arah yang berkelanjutan. Konsep genuine saving lebih diartikan sebagai tabungan sesungguhnya pada masa kini, sebaiknya tidak mengurangi suatu tabungan melalui sumber pendapatan dimasa depan. Investor masa kini seharusnya memiliki prinsip “self esteem” dalam menggunakan sumber daya alam sebagai sumber perolehan profit, terutama Unrenewable (Nonrenewable) Resource. Beberapa Penyebab Degradasi Lingkungan Dan Sumber Daya Kemiskinan

Pembangunan yang selama ini dilakukan dengan mengatasnamakan kemajuan dan yang hanya digerakan oleh pemerintah telah mengakibatkan ketimpangan pemerataan pembangunan serta menciptakan kemiskinan, keterpinggiran (marginality) dan Pengucilan (exclution) dari kemajuan sosisal dan ekonomi (Kompas, 5Mei 1996). Hal utama yang harus dilakukan dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan adalah keadilan sosial, yaitu kesamaan dalam mengakses sumber daya input plus hubungan kerja dan pasrtisipasi masyarakat. Terbatasnya akses terhadap sumber daya bagi sekelompok masyarakat akan memicu kerusakan lingkungan. Ironisnya pembangunan yang seharusnya bertujuan meningkatkan kesejahteraan, justru menghasilkan kelompok masyarakat marjinalis. Apakah ini kekeliruan dalam menentukan makna dari tujuan pembangunan, atau kesalahan dalam merencanakan pembangunan?

Di dunia ini sekalipun negara berpendapatan tinggi atau negara maju kemiskinan akan selalu ada, yang diperlukan adalah keberpihakan terhadap kelompok miskin, dengan harapan bila kelompok masyarakat yang tidak miskin meningkatkan kesejahteraannya, maka golongan miskinpun meningkat kesejahteraan.

3. Evaluasi Ekonomi Indonesia 2017-2022

Selama periode 2017-2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia dihasilkan oleh eksploitasi sumber daya alam, k inerja sector moneter dan fiscal bersifat ekspansif. Pertumbuhan ekonomi periode 2017 5.07 persen (YoY), periode tahun 2018 pertumbuhan ekonomi 5.18 (YoY), sedangkan periode 2019 turun menjadi 5.02 (YoY) terutama di sector pertanian karena kendala musim. Periode 2020 terjadi kontraksi ekonomi, karena melemahnya 10 sektor industry utama penyumbang Product Domestic Bruto (PDB), karena wabah pandemic covid-19 yang melanda dunia. Kontraksi ekonomi pada 10 sektor industry terjadi penurunan pada angka 15.04 persen, yang terbesar pada industri transportasi,perdagangan dan pergudangan. Pada periode 2021 pertumbuhan ekonomi

Indoenesia pada angka 3.69 persen (YoY), dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi pada sector kesehatan, jasa kesehatan dan kegiatan social yang tumbuh sebesar 10.46 persen (YoY). Dari sisi pengeluaran terjadi peningkatan belanja negara untuk tujuan menyeimbangkan terutama penanganan kesehatan masyarakat dalam mengatasi covid-19, mendorong pemulihan ekonomi nasional serta menyusus skala prioritas belanja melalui kosolidasi fiskal. Periode 2022 APBN direncanakan Rp. 402,2 triliun kemudian diubah dengan peraturan presiden No. 98 Tahun 2022 menjadi RP. 434,4 Triliun dengan deifit kurang dari 3 persen. Kinerja APBN triwulam III tahun 2022 tetap menuntujukan angka positif, terjadi defisit anggaran 1.22 persen lebih kecil dari perkiraan 3.0 persen. Strategi pemerintah dalam mengatasi pandemic covid-19 sekaligus pemulihan ekonomi nasional ada 6 fokus utama kebijakan APBN. Pertama, melanjutkan pengendalian covid-19 dengan prioritas alokasi belanja pada sektor kesehatan. 

Kedua, menjaga keberlanjutan program perlindungan social bagi masyarakat miskin dan rentan. Ketiga, memperkuat agenda peningkatan kualitas SDM melalui alokasi anggaran Pendidikan dan pelatihan. Keempat, melanjutkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kemampuan adaptasi teknologi. Fokusi kelima, penguatan desentralisasi fiskal untuk peningkatan kesejahteraan antara daerah, dan focus keenam adalah, melanjutkan reformasi penganggaran dengan menerapkan Zero Based Budgeting, mendorong efisiensi dan efektifitas belanja. Depresiasi cadangan minyak bumi dan gas alam merupakan penyumbang terbesar dari likuidasi aset_aset alam Indonesia namun tidak diikuti oleh substansi investasi yang cukup untuk komponen modal yang lain. Pada periode ini, Indonesia telah melanggar prinsip Hardwick Rule , rente SDA tidak cukupbanyak uang diinventasikan kembali ke dalam komponen modal yang lain (modal fisik, modal manusia dan modal soial).

4. Proyeksi dan Optimisme Tahun 2023

Dalam Undang-undang angaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan nota keuangan besaran tahun 2023 adalah Rp. 3.061,2 triliun terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp. 2.246,5 triliun sedangkan transfer ke daerah Rp. 819,7 triliun. Toleransi defisit di asumsikan lebih rendah dari 3.0 persen. Selanjutnya International monetary Fund (YMF) sebagai lebaga pemberi pinjaman utama ke Indonesia memperkirakan ekonomi global akan tumbuh positif pada angka 2.7 persen turun dibanding tahun sebelumnya pada angka 3.2 persen. The Organisation For Economic Cooperation and Development (OECD), memproyeksikan ekonomi global mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi turun menjadi 2.2 persen. Otoritas jasa keuangan (OJK) menilai bahwa resesi adalah suatu kondisi perekonomian yang memburuk diukur dari capaian Product Domestic Bruto (PDB) pada angka negative, pengangguran meningkat sedangkan pertumbuhan ekonomi negative selama lebih dari dua kwartal. Resesi secara akademis adalam siklus konjungtur, yaitu naik tinggi mencapai puncak (Boom) kemudian turun lagi pada level terendah, begitulah siklus bisnis yang terjadi. 

Resesi yang melanda dunia sudah pernah terjadi pada tahun 1929-1929 di ingris dan menyebar ke seluruh dunia disebabkan kelebihan produksi barang-barang dan komunitas memenuhi Gudang, sehingga stok melimpah, produksi dihentikan kemudian terjadi PHK masal pendapatan masyarakat menurun. Pada tahap berikutny6a investasi nyaris terhenti. Krisis moneter tahun 1998 terjadi di Indonesia selain dipicu spekulan dolar juga disebabkan pergantian pemerintahan orde baru ke pemerintahan orde reformasi. Krisis ekonomi 1998 diperparah oleh konflik politik. Krisis ekonomi dunia tahun 2020 disebabkan bencana pandemic covid-19 berasal dari cinta kemudian dengan sangat cepat melanda seluruh dunia dan menjadi wabah global. Kondisi ini merusak tatanan perekonomian global diperkuat krisis

akibat perang berkelanjutan Rusia Vs Ukraina. Ekonomi Indonesia diperkirakan tidak akan terdampak luas dari resesi ekonomi dunia selama periode tahun 2023 merujuk pada proyeksi IMF. World Economic Outlook (WEO) dari international monetary fund (IMF) memproyeksikan bahwa ekonomi global akan mengalami kontraksi dari tahun sebelumnhya dan di perkirakan hanya tumbuh 2.7 persen bang Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2023 akan tumbuh kuat pada kisaran 4.5 sampai 5.3 persen kemudian secara periodic di perkirakan meningkat 4.7 sampai 5.5. persen pada awal 2024. Kondisi ini di dukung oleh positifnya kinerja ekspor, diperkirakan meningkatnya konsumsi swasta/masyarakat, meningkatnya investasi nasional dan investasi asing terutama dalam proyek pembangunan IKN. Hal ini didukung oleh perkiraan pertumbuhan sector ekonomi unggulan. Optimism proyeksi IMF didasarkan pada keberhasilan Indonesia mengendalikan pandemic covid-19 pada akhir tahun 2022 melalui pencabutan kebijakan PPKM. 

Indonesia juga dinilai berhasil menjaga stabilitas ekonomi selama pandemic covid-19, didukung kinerja makro ekonomi yang kuat serta respon kebijakan ekonomi negara yang tegas dan komprehensif. Slogan yang menjadi kata kunci penguatan ekonomi Indonesia tahun 2023 yang dicanangkan kementrian keuangan adalah optimis dan waspada. Optimism yang dimaksud mendorong respon masyarakat, dunia usaha, dan dunia industry disemua sektor. Kata optimisme berkonotasi meningkatkan kinerja mikro ekonomi, memperkuat umkm, membangun regulasi pemerintah yang kondusif serta memperkuat kolaborasi usaha bisnis antara pengusaha, BUMN/BUMD koperasi dan UMKM. Pesan waspada diterjemahakn sebagai kehati-hatian menentukan pilihan investasi bagi pengusaha, membangun skala prioritas belanja bagi masyarakat. Selanjutnya membutuhkan penguatan integritas pengelola keuangan negara di daerah-daerah untuk meminimalkan potensi kebocoran anggaran negara. Hal yang tidak kalah pentingnya yang menjadi prioritas adalah membangun integritas pejabat negara dibidang hukum dan pengawasan anggaran.

5. Solusi Jangka Panjang

Dua implikasi penting. Pertama, mengingatkan kita bahwa konsep pembangunan berkelanjutan tidak hanya terkait dengan isu-isu non konvensional seperti masalah lingkungan. Penurunan tajam dari tingkat tabungan konvensional mengakibatkan akumulasi modal konvensional (investasi pada infrastrusktur, mesin, dan lai- lain) menurun drastis. Karena stok modal fisik merupakan komponen penting dalam stok modal total, maka dekumulasi modal fisik menjadikan posisi berkelanjutan dari aliran kesejahteraan untuk generasi sekarang dan yang akan datang menjadi terancam.

Implikasi kedua, dari observasi indikator pembangunan berkelanjutan selama krisis ekonomi adalah, bagaimana suatu perekonomian bisa berperilaku lebih eksploitatif jika terkena krisis ekonomi. Krisis ekonomi di akhir tahun 2020 telah menimbulkan perubahan pada struktur ekonomi. Pada masa krisis eksploitasi tambang menjadi salah satu pilihan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Perkiraan stok minyak dan gas bumi dunia akan habis pada tahun 2060an sehingga penggunaan bahan bakar berbasis fosil harus dipersiapkan sejak sekarang. Kebijakan penghentian ekspor nikel dalam beberapa tahun kedepan merupakan pilihan tepat dalam mempersiapkan sumber energi pengganti. Sudah seharusnya Indonesia mempercepat industri trasportasi berbasis tenaga listrik yang ramah lingkungan juga menjadi subtitusi impor kendaraan berbasis bahan bakar fosil

Fenomena ini setidaknya bisa di jelaskan oleh dua hipotesis. Pertama, deplesi SDA dan degradasi lingkungan sifatnya adalah likuidasi dari aset. Ketika perekonomian sedang mengalami krisis pada akhir 2022, likuidasi aset alamiah tidak terelakkan, kedua, terkait dengan depresiasi nilai tukar dan perdagangan internasional. Krisis ekonomi indonesia diikuti oleh depresiasi nilai tukar rupiah yang tajam dan memotong eksploitasi untuk ekspor komoditi berbasis sumber daya alam, karena biaya produksi dikeluarkan dengan mata uang lokal, tetapi penghasilan ekspor dalam mata uang asing. Harga komoditi SDA yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga barang/komoditi lain menjadi insentif bagi pelaku ekonomi untuk melakukan eksploitasi SDA secara berlebihan.

Setelah krisis, tren menurunnya tingkat tabungan konvensional dan peningkatan deplesi SDA (minyak, gas bumi, mineral dan hutan) diikuti oleh tren degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh polusi air dan udara dari industri, transportasi dan sektor rumah tangga yang semakin meningkat.

Beberapa kebijakan masalalu yang dilakukan pemerintah melalui pemberian subsidi dan keringanan pajak yang semula diharapkan bisamendorong pertumbuhan ekonomi namun sekaligus mempercepat laju degradasi sumber daya alam. Kasus subsidi pestisida mengakibatkan harga lebih rendah dari yang seharusnya dibayar petani. Kemudian petani menggunakannya secara berlebihan dan kini mencemari lingkungan serta menyebabkan intoleransi beberapa hama dan penyakit.

Demikian juga masa Hak Pengelolaan Hutan (HPH) yang hanya 20 tahun, sedangkan masa rotasi tanaman 35 tahun, memudahkan para pemegang HPH untuk melakukan praktek tebang lari. Akibatnya hutannya banyak yang terbuka dan mudah terbakar. Data tahun 2000an menunjukkan laju kebakaran hutan di Indonesia mencapai 378.000 ha pertahun (Departemen Kehutanan, 2002).

Menurut Suhendang (1993), bila di kuantifikasikan, selama tahun 1990an - 2000an nilai riil aset hutan yang hilang sebesar Rp. 202 trilyun dan penghasilan yang hilang setiap tahunnya Rp. 1,8 trilyun (belum termasuk rotan, getah, kulit). Belum lagi besarnya biaya masyarakat yang harus dibayar akibat penggundulan hutan, seperti erosi, banjir, kekeringan atau menurunnya kesehatan karena buruknya kualitas CO2.

Dalam bukunya small is beautifull, Schumacher mengungkapkan kerisauannya mengenai dampak perusahaan berskala besar terhadap lingkungan. Schumacher berpendapat bila perusahaan kecil mengakibatkan uadara atau air tercemar, kegiatan mereka lebih mudah diawasi dan dikontrol. Akan tetapi jika hal ini terjadi pada perusahaan besar, maka mereka dengan mudah mencari perlindungan agar dapat menunda penyelesaian masalah, dengan tujuan bisa menekan pengeluaran, sementara pencemaran akan terus berlangsung.

Contoh nyata adalah kebocoran tanker yang menyebabkan polusi diluar laut dan memusnahkan banyak kehidupan laut, jatuhnya pesawat jumbo yang mengakibatkan banyak korban, serta musibah meledaknya pabrik kimia (chernobi) yang membinasakan penduduk, kemudian kasus lapindo yang belum terselesaikan hingga sekarang.

Demikian juga di sektor pertanian. Intensifikasi produksi dengan menggunakan pupuk dan pestisida yang berlebihan telah mengakibatkan polusi pada sumber-sumber air, munculnya wabah penyakit, kontaminasi hasil pertanian, rusaknya lapisan ozon serta dampak lain yang mengakibatkan ketidakseimbangan alam.

Upayah menuju Masyarakat Berkelanjutan disikapi oleh Kelompok enviromentalis optimis berpendapat bahwa sekarang kita mengeksplorasi sumberdaya yang ada, kemudian mewariskannya ke generasi yang akan datang dalam bentuk aset (mesin, gedung, jalan dan infrastruktur lainnya).

Pendapat ini didukung oleh kaum ekonomi yang percaya bahwa untuk mengatasi krisis lingkungan adalah dengan mengatur sistem pasar. Apabila sumberdaya seperti minya, kayu, dan air semakin langka, maka harganya semakin mahal sehingga mengalami environmentally benificial effects.

Revolusi industri merupakan titik awal eksploitasi sumber daya alam dengan alasan kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Sumber daya alam yang selama ini menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi indonesia sebaiknya diposisikan kembali sebagai sumber penghidupan sehingga setiaporang akan memperlakukannyai stimewa, melindungi, memelihara, melestarikan bahkan akan mencintanya. Pengusaha yang mengeksploitasi SDA sebagai komoditas ekspor seharusnya diwajibkan negara menghitung ekternalitas negative secara akurat kemudian dilakukan internalisasi dalam bentuk biaya pemulihan lingkungan alam.

Suatu “statement” bahwa “meningkatkan ahli warismu yang kaya-kaya itu lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin”. Kalau yang di maksud “kemiskinan” adalah “kekurangan”, maka berkurangnya lingkungan yang sehat serta sumber daya alam merupakan proses menuju kemiskinan berkelanjutan. Oleh karena itu, Nasoetion (1992) menasehati kita agar tetap manusia muda (Indonesia) sewaktu mengalami pendidikan menuju suatu kemandirian harus dilatih berperilaku hidup sehat sehingga selalu sadar bahwa tindakannya tidak merusak hidupnya sendiri dan membahayakan kelangsungan hidup seluruh umat manusia.

Semoga konsep pembangunan berkelanjutan yang merupakan paradigma baru dalam perkembangan ilmu ekonomi bukan sekedar menuang anggur lama ke dalam botol baru, namun benar-benar diterapkan oleh masyarakat dunia.

6. Penutup

Krisis ekonomi dunia akibat bencana pandemi covid-19 diperkuat perang rusia dan ukraina secara berkelanjutan telah merubah bahkan memperlemah struktur ekonomi dunia, utamanya menurunnya pertumbuhan ekonomi. Setiap negara melakukan strategi penanganan krisis yang berbeda. Indonesia merupakan salah satu negara yanga diapresiasi oleh YMF, PBB dan negara-negara ASEAN. Kinerja APBN telah berhasil mengimbangi kelemahan sector moneter dalam melakukan stabilisasi perekonomian. Kinerja sector fiskal mampu menjadi Shock Absorber meredam krisis, meredam inflasi utamanya mampu menjaga daya beli pangan bagi masyarakat miskin dan rentan. Keberhasilan kinerja PBN melalui strategi fiskal yang mempuni sepanjang tahun 2020-2022, perlu diperkuat pada tahun fiskal 2023. 

Optimis adalah proses mikro ekonomi (bisnis) yang seharusnya lebih inovastif dalam membangun kreatifitas, memperkuat struktur-struktur biaya produksi yang efisien. Strategi mikro ekonomi jika dilakukan benar akan menambah daya saing produksi memenangkan kompetisi perdagangan dunia yang semakin ketat. Proses mikro ekonomi yang berhasil akan terakumulasi menentukan indikator makro ekonomi. Waspada diterjemahkan sebagai evaluasi prestasi kegagalan masa lalu dan membangun strategi yang inovatif di masa dsekarang. Dalam jangka pendek kinerja APBN melalui strategi fiskal mampu meredap krisis berkepanjangan namun dalam jangka Panjang konsep green economic (green bisnis) menjadi solusi terbaik memantapkan dan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Indonesia kuat Indonesia mampu keluar dari krisis berkelanjutan dengan strategi pembangunan ekonomi berkelanjutan.