Akibat Pengeboman Dilakukan PT. MSM/TTN, Psikis Anak Desa Pinangsukulan Terganggu - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Akibat Pengeboman Dilakukan PT. MSM/TTN, Psikis Anak Desa Pinangsukulan Terganggu

 

Isje Sompie (Foto: Ist)

Sulut24.com, MINUT - Meskipun terus mendapat penolakan dari warga namun PT Meares Soputan Mining (MSM) dan Tambang Tondano Nusajaya (TTN) terus melakukan peledakan (Blasting).

Herannya peledakan tersebut dilakukan dekat dengan permukiman warga di desa Pinangsukulan kecamatan Ranowudu kota Bitung.

Setiap hari, blasting selalu dirasakan, didengar warga hingga berdampak kerusakan di rumah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, pada Senin 27 Maret 2023, pihak perusahan akan kembali melakukan peledakan sebanyak lima kali yaitu pada pukul 12.00 Wita di lokasi Alaskar Boulder dan Toe, 13.30 Wita di lokasi Areren 5 Odex, 13.30 Wita di lokasi RDN GMA Blok A dan Toe, 13.30 Wita di lokasi RDN SMA Blok Y serta 13.30 Wita di lokasi RMD Blok A.

Tokoh masyarakat desa Pinangsukulan Isje Sompie mengungkapkan, peledakan yang dilakukan PT Meares Soputan Mining (MSM) dan Tambang Tondano Nusajaya (TTN) saat ini sangat mengganggu aktivitas warga. Mengingat, jarak antara pemukiman warga dan lokasi pertambangan itu hanya kurang lebih 300 meter.

Dampak yang dirasakan warga Desa Pinangsukulan atas aktivitas pertambangan itu, lanjut Isje Sompie juga telah beberapa kali disampaikan kepada Pemerintah Kota Bitung, namun hingga saat ini belum ditemukan jalan keluar.

“Jadi responnya sangat lambat. Kami sangat mengharapkan bantuan pemerintah kota bitung untuk menyelesaikan masalah ini," ungkapnya, Senin (23/3/2023).

Terkait dampak dari kebisingan maupun getaran yang ditimbulkan dari aktivitas blasting, tambah Isje Sompie secara fisik dapat dilihat dari beberapa kondisi rumah warga yang mengalami retak dan sebagainya.

Selain itu, bagi Isje Sompie, dampak yang paling berpengaruh ialah pada kondisi psikis dan kesehatan keluarganya, khususnya anak yang dimilikinya.

Sebab, akibat sering merasakan getaran dan suara blasting yang cukup kencang itu, anak-anaknya mengalami trauma secara psikis. Seperti, kadang merasa kebingungan yang disertai rasa takut dan sebagainya.

“Jadi, keluarga kami, khususnya anak-anak kami itu trauma secara psikis. Itu yang paling prinsip,” timpal Isje Sompie yang sudah bertahun-tahun tinggal di Desa Pinangsukulan. (Joyke)