Krowin: Rakyat Minut Mensinyalir Pemerintahan Joune Ganda "Boneka" PDI-P - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Krowin: Rakyat Minut Mensinyalir Pemerintahan Joune Ganda "Boneka" PDI-P

Dr. Johny Krowin (Foto: Ist)

Sulut24.com, MINUT - Meskipun Pemilihan Calon Legislatif (Pilcaleg) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) nanti dilaksanakan tahun 2024 nanti.

Namun rakyat berharap Pilcaleg maupun Pemilukada dapat menghasilkan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi. 

"Harapan rakyat agar Pilkada menjadi pintu gerbang untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang efektif guna mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah," ujar salah satu Akademisi Dr. Johny Krowin.

Krowin yang juga Dosen Tata Negara UNIMA ini mengatakan, masyarakat semestinya tidak memilih calon pemimpin yang ujungnya hanya dijadikan sebagai alat oleh kekuasaan atau kepentingan lain yang lebih besar, atau berada di bawah bayang-bayang orang lain.

“Memilih pemimpin itu jangan yang hanya menjadi boneka yang dikendalikan oleh kekuasaan atau kepentingan yang lebih besar, atau berada pada bayang-bayang orang lain. Kepala daerah itu strategis, dia yang akan mengambil keputusan, pembuat kebijakan, kalau begitu (menjadi boneka) ya sama saja bohong,” tuturnya.

Karena itu, Krowin berharap masyarakat dapat lebih jeli dan meneliti terlebih dahulu rekam jejak calon-calon yang tersedia di daerahnya. 

“Teliti rekam jejaknya, jangan terkecoh oleh popularitas, penampilan maupun janji, tapi lihat konsistensi dari seorang calon pemimpin itu. Karena konsistensi dan rekam jejak itu yang memperlihatkan apakah dia akan memenuhi janjinya atau tidak,” ucapnya.

Kondisi ini karena pengusungan paslon oleh parpol lebih didasarkan pada sosok figur ketimbang pertimbangan lain seperti visi-misi, gagasan atau program yang dimiliki, dan ideologi. Kriteria parpol dalam mengusung calonnya lebih bersifat pragmatis. Misalnya dengan melihat sisi elektabilitas, popularitas, uang dan basis sosial.

“Ini kan rata-rata mereka (calon yang menjadi bagian dari politik dinasti) punya itu,” ujar dia.

Sementara itu Krowin juga menilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Bupati Minahasa Utara Joune J.E Ganda.

Masih ada warga yang tinggal dipulau terluar Minahasa Utara mengaku tidak puas dengan kinerja Bupati Joune Ganda.

"Alasan ketidakpuasan mereka karena janji-janji kampanye yang lalu tidak direalisasikan," ungkapnya.

Menurut Krowin kebijakan Joune Ganda hanya menguntungkan pihak tertentu. Istilah " bupati boneka" ternyata masih belum lepas dari Joune Ganda.

Di masa pemerintahan Joune Ganda, selalu disebut sebagai boneka partai, yang maksudnya mudah diatur-atur oleh PDI Perjuangan, partai yang mengusungnya.

"Yang mengusung JG-KWLkan bukan hanya PDIP, tapi ada juga koalisi partai pendukung lainnya. Namun anehnya PDIP menjadi prioritas, mengesampingkan partai politik pendukung lainnya," ucapnya.

"Alasan publik tidak puas kinerja Bupati JG karena dianggap boneka PDI-P," ungkapnya.

Sementara itu, alasan lainnya adalah masalah janji politiknya mulai dari pemberian dana duka, Minut terang, penegakan hukum tidak netral, bantuan masih kurang tepat sasaran, kurang tegas dalam memimpin, hingga masih kurangnya perhatian untuk pendidikan. (Joyke)