Jemaat GPdI Prihatin, Hani Gamis: Gereja Bukan Organ Politik - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Jemaat GPdI Prihatin, Hani Gamis: Gereja Bukan Organ Politik

Tangkapan layar unggahan protes terkait perubahan kronim GPdI menjadi 'Ganjar Presiden di Indonesia' (Foto: Ist) 

Sulut24.com, MANADO - Segenap jemaat GPdI di Sulut saat ini dibuat gerah, malu sekaligus prihatin menyusul video yang viral di media sosial, Senin (5/2/2024) dan sudah puluhan kali dibagikan di dunia maya. 

Soalnya, video yang memperlihatkan sekelompok orang dan menyerukan akronim GPdI menjadi 'Ganjar Presiden di Indonesia' itu sudah di luar konteks pelayanan.

Hani Gamis, anggota jemaat salah satu GPdI di Manado mengatakan belasan orang berkostum merah dan putih yang menyerukan GPdI menjadi 'Ganjar Presiden di Indonesia' dan bukan lagi seperti yang sesungguhnya 'Gereja Pantekosta di Indonesia' justru berpeluang memantik kemarahan jemaat GPdI pada umumnya.

"Kami tidak terima kalau akronim GPdI diganti menjadi 'Ganjar Presiden di Indonesia'. Lalu diakhiri dengan kata "Merdeka!" Ini ulah yang menyesatkan dari segelintir oknum. Apalagi latar video tersebut adalah sebuah gereja," protes Hani.

Menurutnya, gereja dan jemaat jangan diseret dan kemudian diperalat untuk mencapai tujuan politik pihak tertentu. "Gereja bukan organ politik  Tugas gereja adalah bersekutu, bersaksi dan melayani," tegas Hani.

Hani mensinyalir, sekelompok orang di video berdurasi sekitar sepuluh detik tersebut adalah para pelayan Tuhan. Ada belasan laki-laki dan satu perempuan. "Mereka sangat mungkin adalah para hamba Tuhan," kata Hani masih dengan nada kesal, Senin malam di Manado.

"Sekali lagi, jangan bawa-bawa gereja pada kegiatan politik. Apalagi sudah merubah akronim GPdI menjadi lain dari yang sesungguhnya, yaitu Gereja Pantekosta di Indonesia," sebut Hani.

Hani yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan itu, kemudian mendesak MD-GPdI Sulut untuk menelusuri motif dan tujuan seruan akronim GPdI yang plintir demikian.

"Atas nama jemaat GPdI, saya mendesak Majelis Daerah GPdI Sulut untuk bergerak cepat. Menelusuri motif dan tujuan video itu dibuat. Ini sangat urgen dilakukan, kemudian hasilnya dipublis secara terbuka," pinta Hani.

"Torang jemaat sangat sayang GPdI. Kalu ada oknum yang teledor dan sengaja berbuat seperti begini, itu merusak citra GPdI," pungkas Hani.(*)