Wamenristek Stella Christie: IQ Bukan Tolak Ukur Mutlak Kecerdasan Anak Indonesia
Ilustrasi Test IQ (Gambar: Ist)
Sulut24.com, MANADO - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menekankan pentingnya mengubah paradigma tentang kecerdasan anak-anak Indonesia yang selama ini kerap dikaitkan dengan skor Intelligence Quotient (IQ).
Dalam pernyataannya, Stella menyoroti hasil penelitian yang menyebutkan rata-rata IQ masyarakat Indonesia berada pada angka 78,49. Ia mengingatkan bahwa skor tersebut tidak dapat dijadikan tolok ukur mutlak untuk menilai kecerdasan.
"Otak manusia memiliki sifat plastis, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sangat penting untuk tidak berpikir bahwa anak-anak Indonesia tidak pintar hanya karena hasil tes IQ," ujarnya dalam wawancara bersama Andy F. Noya pada program TV Kick Andy yang ditayangkan oleh stasiun TV, Metro TV.
Stella menambahkan bahwa metode pengukuran IQ hingga kini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan karena korelasi antara skor IQ dengan keberhasilan dalam dunia kerja dinilai minim.
“Jika kita terlalu fokus membicarakan IQ, kita akan menganggap kecerdasan sebagai sesuatu yang tetap, tidak bisa berkembang. Ini berbahaya. Kalau kita percaya bahwa IQ orang Indonesia hanya 80, maka selama-lamanya kita tidak akan berkembang," tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak yang mengalami kesulitan dalam berhitung atau belajar bukan berarti mereka bodoh, melainkan belum mendapatkan metode pengajaran yang tepat.
Stella mengingatkan bahwa terlalu sering menekankan hasil tes IQ dapat membuat anak merasa kemampuannya terbatas. Hal ini dapat menghambat motivasi belajar dan perkembangan potensi anak Indonesia.
"Kita tidak perlu terus membicarakan IQ. Yang lebih penting adalah bagaimana kita mengajarkan anak-anak dengan metode yang tepat dan mendukung potensi mereka. Anak-anak Indonesia pada dasarnya pintar," pungkasnya. (fn)