PDAM Wanua Wenang Manado: Dari Mata Air 'Koemahoekoer' Hingga Kini (4) - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

PDAM Wanua Wenang Manado: Dari Mata Air 'Koemahoekoer' Hingga Kini (4)

Kantor PDAM Kota Manado (Foto: Ist) 


Catatan: Ein A. Gilingan


Sulut24.com, MANADO - PADA masa itu banyak kali perubahan terjadi di tubuh PT Air Manado. Juga di tubuh PDAM Manado. Terutama perubahan pengelolaan manajemen. Terutama di PDAM Manado, dari top manajemen hingga petugas lapangan rata-rata diisi kader partai. Sehingga kelembagaan terkesan menjadi ‘anak usaha’ atau ‘sapi perah’ lembaga politik (yang berkuasa).

Kemampuan yang tidak memadai serta ‘jatah setoran’ kepada oknum pejabat tertentu, antara lain menjadi penyebab utama tidak sehatnya perusahaan. Ada pula aneka pembiayaan ekstra lain yang spontan untuk kegiatan-kegiatan tertentu turut memperparah keuangan lembaga. 

Selebihnya ada tindakan internal yang secara tidak sadar menggerus keuangan Lembaga. Misalnya belanja barang dengan harga lebih mahal di atas namun anggarannya tidak tertata dalam perencanaan awal, turut menggerus keuangan lembaga. Hal-hal seperti itu tidak terawasi dengan baik. Semua dianggap biasa saja dengan alasan demi kelancaran operasional manajemen.

Buah dari semua praktik itu berakibat pada pembengkakan pengeluaran lembaga. Kemudian hari menjadi ‘lumbung’ hutang. Sementara kualitas produk tetap rendah. Secara kuantitas, konsumen tidak bertambah. Pendapatan perusahaan hampir tidak mampu membayar gaji karyawan. Alih-alih pembiayaan dari PT Air Manado, kemudian hari menjadi hutang yang harus dibayar oleh PDAM Manado.

Padahal, sejak tahun 2015-2017 PDAM Manado setidaknya ketambahan aset. Pertambahan aset itu dapat diartikan sebagai peningkatan pendapatan. Sebab terhitung 1 Januari 2015 pelayanan air minum di Kecamatan Mapanget menjadi tanggung jawab Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Manado dengan pelayanan awal dari IPA Politeknik (IKK Mapanget) kap. 20 l/det dengan jumlah awal pelanggan sebanyak 164 unit SR.
Namun pertambahan aset tidak simultan dengan peningkatan pendapatan. Apalagi terjadi peningkatan kualitas pelayanan. Pendapatan perusahaan hanya menjadi rahasia internal. Oleh karenanya tidak diketahui pasti berapa total jumlah konsumen PDAM Manado.

Lagi pula, pada rentang waktu tersebut mulai muncul kisruh pengelolaan air bersih di Manado. Mencuat ke permukaan bahwa telah terjadi alih kepemilikan saham dari PT Air Manado ke PT Tirta Sulawesi Indonesia (PT TSI). Dengan peralihan tersebut, maka tidak ada lagi tanggung jawab dari Waterleiding Maatschappij Drenthe (WMD) yang membawahi PT Air Manado; atau WMD melalui BV Tirta Sulawesi. 

Dengan demikian, kontrak kerjasama dengan WMD yang membawahi PT Air Manado dianggap sudah berakhir. Atau WMD melalui BV Tirta Sulawesi sudah tidak ada lagi. Bahwa ternyata BV Tirta Sulawesi telah menjual saham kepemilikan kepada PT TSI. Sehingga hanya ada ialah hubungan kerjasama PT TSI dengan PDAM Manado, dengan masa kontrak kerjasama yang masih tetap berlangsung. 

Dalam alih kerjasama itu, dinyatakan bahwa saham PDAM Manado sebesar 49 persen dan PT TSI  sebesar 51 persen. Nomenklatur penting adalah ini: kerjasama akan berakhir pada 1 Januari 2022. Patut digaris-bawahi bahwa status PT TSI adalah pihak pemodal dalam negeri.

Namun kisruh belum berhenti. PT Air Manado seakan-akan masih beroperasi. Masih memegang kendali pengelolaan. Dengan alasan masa kerjasama masih berlansung. Masa kontrak masih belum berakhir. Bersamaan dengan saling-silang kisruh itu, kepemimpinan di Manado juga beralih. Walikota sudah berganti. Periode kepemimpin Vicky Lumentut berakhir, penggantinya Andrey Angouw. Walikota baru, hasil pilihan rakyat Manado.

Selain memenuhi target yang sudah dijanjikan kepada masyarakat Manado –terutama infrastruktur dalam kota dan fasilitas pendukung untuk publik, membenahi PDAM Manado adalah salah satu hal yang diperhatikan oleh Andrey Angouw. Pada akhir Juni atau sembilan belas hari setelah menjabat Walikota, Andrey Angouw mengganti direktur PDAM Manado. 

Maka tanggal 29 Juni 2026 dilakukan serah terima Direktur PDAM Manado. Dari direktur yang lama, Alwin Rondonuwu SE MBA CPHR kepada Direktur Utama (yang baru), Meiky Taliwuna SE.Ak MM. Taliwuna bersama jajaran direksi dan dewan pengawas yang baru dilantik tanggal 28 Juni 2021 oleh Wakil Walikota Manado, dr Richard Sualang.(Bersambung/Penulis: PU Sulut24.com)