Perang Dagang Memanas: China Larang Pesawat Boeing & Ejek Tarif Elektronik AS - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Perang Dagang Memanas: China Larang Pesawat Boeing & Ejek Tarif Elektronik AS

Ilustrasi (Gambar: Ist)

Beijing Balas Kebijakan Dagang Trump dengan Larangan Impor Boeing, Kontrol Ekspor, dan Kecaman atas Pengecualian Sementara Produk Elektronik

Sulut24.com, Internasional - Ketegangan dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memburuk setelah serangkaian kebijakan saling balas yang dilancarkan kedua negara. Pemerintah China resmi melarang impor pesawat Boeing dari AS, sekaligus mengecam pengecualian sementara tarif untuk produk elektronik seperti laptop dan smartphone sebagai langkah setengah hati dari Washington.

China Larang Boeing, Balas Tarif 145% dari AS

Sebagai respons terhadap tarif masuk 145% yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump untuk berbagai produk asal China, pemerintah Tiongkok memerintahkan maskapai domestik untuk menghentikan pembelian pesawat dan peralatan dari Boeing, salah satu produsen pesawat terbesar asal AS.

Larangan ini langsung berdampak pada saham Boeing yang merosot 3% dalam perdagangan pra-pasar. China juga menjajaki skema bantuan bagi maskapai nasionalnya guna menghadapi potensi lonjakan biaya operasional akibat pembatasan tersebut.

Pengecualian Tarif Elektronik China Dicibir Beijing

Sebelumnya, Presiden Trump mengumumkan bahwa produk elektronik asal China seperti smartphone, laptop, dan desktop akan mendapat pengecualian sementara dari tarif tinggi. Namun, Kementerian Perdagangan China menyebut langkah itu sebagai “koreksi kecil” yang tidak cukup untuk memperbaiki kebijakan perdagangan yang dianggap diskriminatif.

China mengutip peribahasa, “lonceng di leher harimau hanya bisa dilepaskan oleh orang yang mengikatnya,” sebagai simbol bahwa hanya AS yang bisa mengakhiri konflik ini dengan mencabut seluruh tarif secara menyeluruh.

AS Rencanakan Tarif Baru untuk Teknologi Strategis

Presiden Trump mengonfirmasi bahwa pengecualian terhadap produk elektronik hanya berlaku sementara, dan pemerintahannya sedang menyusun kelompok tarif baru khusus untuk barang-barang teknologi strategis, termasuk semikonduktor. 

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menambahkan bahwa dalam satu hingga dua bulan mendatang, akan ada tarif tambahan untuk produk seperti smartphone, komputer, serta perangkat semikonduktor dan farmasi.

China Balas dengan Tarif Tambahan dan Kontrol Ekspor

Tak tinggal diam, China memberlakukan tarif tambahan sebesar 15% untuk komoditas energi seperti batu bara dan gas alam cair dari AS, serta 10% untuk minyak mentah, alat pertanian, dan kendaraan besar. 

Lebih jauh lagi, China memperketat ekspor tujuh mineral tanah jarang penting, termasuk tungsten dan tellurium, yang krusial dalam industri teknologi tinggi dan pertahanan AS.

Kebijakan timbal balik ini diperkirakan akan berdampak langsung pada rantai pasokan global. Perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, dan maskapai penerbangan global harus bersiap menghadapi lonjakan biaya produksi dan logistik. Di sisi lain, konsumen AS kemungkinan akan menghadapi kenaikan harga barang elektronik, energi, hingga tiket pesawat.

Perang dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda. 

China menegaskan bahwa hanya pencabutan total tarif oleh AS yang dapat menjadi jalan damai. Sementara itu, AS tetap mempertahankan pendekatan tarif sebagai strategi negosiasi, dengan menargetkan sektor teknologi dan pertahanan yang vital bagi pertumbuhan ekonomi masa depan. (*)