Dewan Kesenian Sulut Siapkan Acara 'Rally Budaya'
Suasana acara adat (Foto: ist)
Sulut24.com, MANADO - Meski minim dukungan dari pemerintah di daerah, namun Dewan Kesenian Sulawesi Utara (DKSU) tetap berdinamika. Baik secara organisatoris maupun terkait realisasi program kerja menopang pemajuan kebudayaan.
September mendatang, DKSU berencana menggelar giat budaya. Royke Kumaat, salah satu Wakil Ketua DKSU, memberi kabar soal rencana itu. "Kami pengurus DKSU sudah berembuk dinamis. Selain prospek dinamika organisatoris, kami sedang merampungkan format kegiatan seni budaya tahun ini," sebut Kumaat, Senin (16/6/2025).
Akhir pekan lalu, urai Kumaat lebih lanjut, pengurus aktif menggelar pertemuan terbatas. Ada dua hal yang dibahas. Pertama, konsolidasi organisasi. Kedua, membahas persiapan giat budaya dalam kerangka mendorong upaya pemajuan kebudayaan. Tema acaranya ini: Sulawesi Utara Maju Berbudaya.
"Saat ini kepemimpinan memang belum berjalan maksimal. Tetapi roda organisasi tetap berjalan, Sekretaris umum dan pengurus lain tetap aktif," tegas Kumaat. Dia menyebut, Sekretaris Umum DKSU masih dijabat oleh Jean ' Tanta Mien' Waturandamg.
"Iya, memang kami sedang membahas persiapan kegiatan. Itu kami bahas sejak bulan lalu. Semoga persiapannya segera rampung," kata Tanta Mien ketika dihubungi Senin (16/6/2025) sore. "Marijo baku bantu beking ini kegiatan," tambahnya bernada mengajak.
Tanta Mien kemudian menyebut, kegiatan dimaksud bertitel 'Raly Budaya'. Rencananya akan digelar bertahap terjadwal sepanjang bulan September mendatang. Lokasi pelaksanaan di Manado, Minahasa Utara, Bitung, Minahasa, Bolaang Mongondow Timur dan di Sangihe.
Baik Kumaat maupun Raturandang optimis, kegiatan Raly Budaya ini akan menuai sukses. Sebab rencana kegiatan ini sepenuhnya merupakan aspirasi masyarakat seni budaya di kabupaten/kota di Sulut.
"Para pekerja seni dan budaya sudah menyatakan kesediaan untuk menggelar kegiatan di masing-masing daerah," kata Kumaat, yang dibenarkan Raturandang.
Menurut dua pekerja seni tersebut, sejauh ini seluruh pegiat seni budaya yang berpayung di DKSU tetap berjalan seiring pada rel visi dan misi pemajuan kebudayaan. Sebab upaya pemajuan kebudayaan Indonesia, turut menjadi tanggung jawab pegiat seni budaya di daerah.
Keduanya memang tidak membantah kalau DKSU, dari sisi organisatoris mengalami tantangan berat. Namun dari aspek kreativitas, pegiat seni budaya yang tergabung dalam DKSU tetap eksis berkarya. Eksistensi kekaryaan itu bukan karena mencari muka pada pemerinrah atau hanya untuk ketenaran diri sendiri maupun untuk mengeruk keuntungan bagi komunitas tertentu.
"Justru adanya berbagai tantanganlah, para pegiat seni budaya di Sulut terus berkarya. Kami tetap mengibarkan panji DKSU melalui aneka kegiatan seni budaya," tegas Kumaat.
Dengan upaya kecil dalam kebersamaan, urai Raturandang, sejumlah pengurus yang tetap aktif, bertekad akan tetus mengibarkan panji DKSU. Termasuk bahu-membahu untuk menggelar kegiatan Raly Budaya pada September mendatang.
Sementara itu, terbetik kabar bahwa di Sulut telah hadir organisasi budaya yang baru. Namanya Dewan Kebudayaan. Sudah ada pengurysnya. Bahkan beredar video yang berisi pernyataan dukungan terhadap kegiatan budaya yang akan digelar di Langowan.
Sejumlah pegiat dan praktisi seni budaya di Manado, Bolaang Mongondow dan Sangihe mengaku tidak tahu kalau sudah ada orgabisasi baru selain DKSU. Apalagi organisasi yang baru itu bernama Dewan Kebudayaan.
Soal pembentukan Dewan Kebudayaan di Sulut, sebetulnya merupakan amanat Kongres Kebudayaan 2023 di Jakarta. Dewan Kesenian Sulut sebagai peserta kongres, justru ditugaskan untuk membentuknya atau Dewan Kesenian Sulut lebur menjadi Dewan Kebudatan Sulut.
Peleburan ke dalam dewan kebudayaan itu, dapat dilakukan apabila kepengurusan Dewan Kesenian Sulut periode berjalan dalam kaitan dengan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Ini pun jika masih diperlukan keputusan tersendiri selain dewan kesenian.
"Aihhh, torang nintau tu organisasi yang baru. Bukan torang di situ. Dorang stou yang bentuk, torang cuma tau untuk tingkat provinsi masih ada Dewan Kesenian Sulut. Nyanda ada yang laeng, karena di beberapa kabupaten dan kota ada juga dewan kesenian meski nyanda jalan depe organisasi, " seirama beberapa pegiat seni budaya di Manado dan Sangihe menerangkan.(*/fan)