Kepala Intelijen Iran Tewas Diserang Israel: Eskalasi Tajam di Tengah Ketegangan Regional - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Kepala Intelijen Iran Tewas Diserang Israel: Eskalasi Tajam di Tengah Ketegangan Regional

Kepala Intelijen Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Mohammad Kazemi (Foto: ist)

Brigjen Mohammad Kazemi dan Wakilnya Gugur dalam Serangan Udara di Teheran; Iran Balas dengan Rudal ke Tel Aviv dan Haifa

Sulut24.com, Internasional - Situasi geopolitik Timur Tengah kian memanas setelah serangan udara presisi yang dilakukan Israel di Teheran menewaskan dua tokoh penting militer Iran Kepala Intelijen Garda Revolusi Iran (IRGC) Brigadir Jenderal Mohammad Kazemi dan wakilnya Hassan Mohaqiq.

Serangan yang terjadi pada 15 Juni 2025 tersebut dikonfirmasi oleh media pemerintah Iran dan sejumlah outlet internasional, menandai salah satu serangan paling signifikan terhadap elite militer Iran dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam laporan yang dikutip dari Times of Israel, disebutkan bahwa serangan Israel secara langsung menargetkan fasilitas intelijen dan komando IRGC di ibu kota Teheran. Brigjen Kazemi dan Mohaqiq tewas di tempat akibat ledakan dahsyat yang merobek bangunan strategis tersebut.

Media pemerintah Iran mengonfirmasi kejadian ini, meski sempat menahan publikasi secara luas selama beberapa jam usai kejadian.

Tak berselang lama, Iran melakukan serangan balasan besar-besaran dengan meluncurkan rudal balistik ke arah beberapa kota penting Israel seperti Tel Aviv dan Haifa. Serangan balasan ini menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai puluhan lainnya, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.

Saling serang ini menimbulkan kekhawatiran komunitas internasional akan potensi pecahnya konflik berskala penuh antara kedua negara.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataan resminya yang dikutip oleh The Guardian menyebutkan bahwa operasi militer tersebut dilakukan untuk melemahkan “kemampuan militer dan nuklir Iran yang semakin mengancam”.

Ia juga menambahkan bahwa Israel akan terus mengambil langkah-langkah strategis demi memastikan keamanan nasional dan stabilitas regional.

Hingga saat ini, laporan menyebutkan lebih dari 220 korban jiwa di Iran, termasuk warga sipil dan militer, akibat rangkaian serangan udara yang dilakukan Israel. Sebaliknya, serangan rudal Iran menyebabkan kematian dan kerusakan di wilayah pemukiman Israel, termasuk bangunan komersial dan fasilitas militer.

Para analis menyebutkan bahwa penargetan langsung terhadap elite militer Iran merupakan bentuk "decapitation strike" atau serangan pemenggalan kepala – strategi militer yang jarang digunakan karena implikasinya yang sangat besar.

Negara-negara G7, Uni Eropa, dan Sekjen PBB telah mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan deeskalasi segera dan memperingatkan risiko “salah perhitungan strategis” yang bisa memicu perang regional terbuka.

Sementara itu, warga sipil di kedua negara dilaporkan mulai mengungsi ke daerah yang lebih aman, dan sistem pertahanan udara terus diaktifkan selama 24 jam terakhir. (fn)