Kapal Velocity Kandas di Kawasan Konservasi Selat Dampir, Raja Ampat - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Kapal Velocity Kandas di Kawasan Konservasi Selat Dampir, Raja Ampat

Kapal Velocity kandas di karang di kawasan konservasi Selat Dampir (Foto: ist) 

Kapal menabrak karang di depan Kampung Arefi, Pulau Wai, Senin malam, diduga akibat pelanggaran jalur pelayaran

Sulut24.com, RAJA AMPAT – Kapal Velocity kandas setelah menabrak karang di kawasan konservasi Selat Dampir, tepatnya di perairan Pulau Wai, depan Kampung Arefi, Distrik Batanta Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, Senin (30/6) malam.

Insiden terjadi saat kapal tengah melintasi jalur wisata di wilayah Raja Ampat. Tidak ada laporan korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, lambung kapal dilaporkan mengalami kerusakan pada bagian bawah dan kapal tidak dapat bergerak dari lokasi kandas.

Dalam dokumentasi visual yang beredar, kapal berwarna biru-putih dengan nama Velocity tampak terdiam di tengah laut dengan latar langit mendung. Air laut terlihat tenang, namun bagian haluan kapal sudah menyentuh area dangkal yang diduga gugusan karang. Warna karat pada lambung menambah kesan kapal telah lama beroperasi. Tidak tampak aktivitas penyelamatan di sekitar lokasi saat gambar diambil.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kapal KM. Velocity bertolak dari Pelabuhan Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, pada Sabtu, 28 Juni 2025 dengan tujuan Pelabuhan Manokwari, Papua Barat. Kapal mengangkut muatan berupa 900 ton semen yang direncanakan akan dibawa ke daerah Bula, Kabupaten Seram Timur.

Kemudian pada Senin malam, 30 Juni 2025 sekitar pukul 20.00 Wit, kapal melintas di perairan Pulau Wai, Raja Ampat. Setelah serah terima kemudi dari nakhoda kepada kru kapal, kapal tersebut kemudian dikemudikan oleh kru tersebut. Selang beberapa saat, kapal kandas di gugusan karang. Nakhoda bersama kru melakukan upaya untuk mengeluarkan kapal tersebut dari lokasi, namun tidak berhasil. Kapal akhirnya kandas dan berhenti.

Tercatat 17 orang kru berada di atas kapal saat kejadian. Selain semen, manifest kapal juga mencatat muatan tambahan berupa 54 karung gagang cengkeh dengan berat sekitar 2 ton.

Selat Dampir merupakan zona konservasi laut dengan perlindungan tinggi terhadap ekosistem perairan, terutama terumbu karang. Perairan ini dikenal sebagai habitat bagi spesies laut endemik dan merupakan bagian dari jaringan konservasi laut di Raja Ampat.

Hingga berita ini dirilis, belum ada pernyataan resmi dari pihak pengelola kapal maupun otoritas terkait mengenai penyebab pasti insiden dan langkah evakuasi selanjutnya. Pemerintah daerah disebut tengah melakukan peninjauan terhadap dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan akibat kejadian ini. (fn)