Listrik Mati Tanpa Pemberitahuan, Warga Talaud Tuntut Keadilan
Warga keluhkan pemadaman tanpa jadwal dan dampak kerusakan peralatan rumah tangga di bawah ULP PLN Melonguane dan Beo.
Sulut24.com, TALAUD - Tirza Sarendeng, perwakilan warga Talaud, mendesak PLN untuk memberikan penjelasan terbuka dan transparan terkait krisis listrik yang terjadi di wilayah kerja ULP PLN Melonguane dan Beo. Pemadaman listrik yang berlangsung tanpa jadwal pasti dinilai merugikan masyarakat dan memicu keresahan publik.
“Jaringan listrik yang tidak stabil membuat banyak bola lampu putus. Kondisi ini bukan hanya merusak peralatan, tapi juga mengganggu stabilitas emosi masyarakat,” kata Tirza dalam pernyataan tertulis, Senin (14/7).
Ia menambahkan bahwa PLN seharusnya bertanggung jawab atas kerusakan peralatan akibat gangguan pasokan listrik.
“Kita dituntut jadi pelanggan yang baik. Lalu ketika kita rugi, gimana timbal baliknya?” ujarnya.
Tirza meminta agar Manager ULP PLN Melonguane dan Beo segera memberikan penjelasan resmi kepada publik. Menurutnya, masyarakat berhak mendapatkan informasi yang jelas terkait jadwal pemadaman maupun upaya perbaikan yang dilakukan.
“Kami tidak ingin lagi mendengar alasan-alasan klise. Masyarakat butuh pelayanan yang baik,” tegasnya.
Krisis listrik yang berlangsung beberapa pekan terakhir telah berdampak pada aktivitas rumah tangga dan usaha kecil di Talaud. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak PLN setempat. (ep)