Tokoh Pemuda Desak Pencopotan Manajer PLN ULP di Talaud Usai Pasien Kritis Meninggal - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Tokoh Pemuda Desak Pencopotan Manajer PLN ULP di Talaud Usai Pasien Kritis Meninggal

Suasana di RS Bergerak Gemeh saat terjadi pemadaman (Foto: Ist)

Pemadaman listrik berulang di RS Bergerak Gemeh, Talaud, diduga sebabkan meninggalnya pasien kritis. KNPI Sulut desak pencopotan pimpinan PLN dan audit menyeluruh atas layanan kelistrikan di wilayah tersebut.

Sulut24.com, TALAUD - Tokoh Pemuda Talaud yang juga Wakil Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Utara, Ricky E. Ragang mendesak pencopotan Manajer Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN di Talaud menyusul insiden pemadaman listrik berulang di RS Bergerak Gemeh yang diduga menyebabkan kematian seorang pasien kritis pada Kamis (3/7).

Menurut Ragang, pemadaman listrik terjadi empat kali dalam sehari pada Kamis (3/7) di wilayah Kecamatan Gemeh, termasuk di rumah sakit yang tengah menangani pasien dalam kondisi gawat darurat dan sangat membutuhkan oksigen.

“Pemadaman seperti ini bukan hanya mengganggu, tapi juga mengancam nyawa. Pasien meninggal karena listrik padam, ini jelas kegagalan manajemen PLN,” ujar Ragang saat dihubungi, Jumat (4/7).

Ia juga menilai kedepannya seluruh rumah sakit dan puskesmas di Talaud perlu menyediakan genset sebagai cadangan daya di tengah kondisi pemadaman yang nyaris terjadi setiap hari.

Wakil Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Utara, Ricky E. Ragang (Foto: ist)

“Genset adalah kebutuhan mutlak di fasilitas kesehatan,” tegas Ragang.

Selain RS Bergerak Gemeh, pemadaman listrik bergilir juga terjadi di berbagai wilayah Talaud. Di Kecamatan Gemeh, pemadaman terjadi 3-4 kali dalam sehari selama sepekan terakhir. Sementara di Pulau Salibabu, pemadaman bergilir berlangsung hampir dua bulan, dengan durasi pemadaman mencapai 6 jam per hari. 

Di wilayah ULP Lirung, Melonguane, dan Beo, gangguan kelistrikan juga kerap terjadi tanpa pemberitahuan sebelumnya.

“Ini sudah menjadi penyakit tahunan. Kami minta audit menyeluruh terhadap PLN Talaud dan evaluasi kinerja seluruh manajer ULP di daerah ini,” kata Ragang.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak PLN Talaud belum memberikan keterangan resmi terkait keluhan tersebut maupun insiden meninggalnya pasien di RS Bergerak Gemeh. Manajemen rumah sakit pun belum mengeluarkan pernyataan resmi.

Menurut data BPS Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2024, rasio elektrifikasi di daerah ini mencapai 92,5%. Namun, gangguan distribusi dan keterbatasan daya menjadi hambatan utama.

Ragang menambahkan bahwa mesin pembangkit tambahan yang dikirim beberapa waktu lalu belum mampu menutupi kebutuhan beban listrik secara menyeluruh di Talaud. 

“Solusinya bukan hanya tambal sulam. Harus ada penambahan daya yang nyata dan peremajaan mesin,” tutupnya. (ep)