Dua Korban KM. Barcelona V.A Masih Hilang, Keluarga Desak Pencarian dan Ritual Adat Dilanjutkan
Drs. Moktar Arunde Parapaga (Foto: ist)
Tragedi kebakaran kapal di perairan Talise masih menyisakan dua korban hilang sepekan pascakejadian, keluarga minta langkah lanjutan termasuk ritual adat Talaud.
Sulut24.com, TALAUD - Dua korban dari insiden kebakaran kapal KM Barcelona V.A di perairan Talise, Kabupaten Utara, masih belum ditemukan sejak kapal terbakar pada Minggu (20/7), Korban tersebut adalah Levi Aiba (18), warga asal Talaud, dan Hamen Langinan, seorang pria dewasa dari kabupaten yang sama.
Insiden ini terjadi saat kapal sedang berlayar dari Pelabuhan Lirung menuju Manado, membawa ratusan penumpang dan muatan logistik. Ratusan penumpang selamat telah berhasil dievakuasi, dan tiga orang dinyatakan meninggal. Namun, dua korban masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.
“Kami berharap pencarian terus dilanjutkan hingga semua korban ditemukan,” kata Drs. Moktar Arunde Parapaga, mantan Wakil Bupati Kepulauan Talaud sekaligus paman dari korban Levi Aiba, dalam keterangan pada Sabtu (2/8).
Levi Aiba, lulusan SMK Pelayaran, dikenal sebagai kebanggaan keluarga dan bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Hamen Langinan juga dikenal luas di lingkungannya sebagai sosok pekerja keras. Kepergian keduanya meninggalkan duka mendalam.
Moktar Parapaga meminta Musyawarah Masyarakat Talaud (Mukat) segera mengadakan pertemuan untuk membahas langkah-langkah lanjutan atas tragedi tersebut. Ia juga menyerukan pelaksanaan ritual adat Mangalongnga Aputta ma Molre Tuida yang dianggap penting secara spiritual oleh masyarakat adat Talaud.
“Ritual ini bukan sekadar tradisi, tetapi bentuk penghormatan kepada korban dan permohonan kepada leluhur serta alam,” ujar Moktar.
Hingga kini, Basarnas Manado belum memberikan informasi terbaru mengenai progres pencarian korban hilang.
KM Barcelona V.A merupakan kapal penumpang reguler rute Lirung–Manado. Investigasi atas penyebab kebakaran masih dalam proses oleh pihak berwenang.
Tragedi ini menimbulkan solidaritas luas di masyarakat Talaud dan memicu seruan agar evaluasi keselamatan pelayaran, terutama di wilayah kepulauan yang bergantung pada transportasi laut. (ep)

