Bawaslu Minut Gandeng Tomas Dan Toga Awasi Pilkada 2020
Ketua Bawaslu Minut Simon Awuy SH Bersama Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda |
Sulut24.com - Minahasa Utara, Demi menghasilkan pemilihan
kepala daerah yang berkualitas dan bermartabat, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
Kabupaten Minahasa Utara mulai dari Kamis (20/2/2020) hingga Sabtu (22/2/2020)
menggelar rapat koordinasi dengan para tokoh agama (Toga), tokoh masyarakat
(Tomas) dan tokoh pemuda kabupaten Minahasa Utara yang bertempat Hotel Sutan
Raja Maumbi Airmadidi.
Kegiatan Rapat Koordinasi Pengawasan Partisipatif Bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
pemuda pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020 tersebut dibuka langsung oleh
Ketua Bawaslu Minut Simon Awuy SH.
"Kami selalu berkeinginan menjadikan pemilihan ini
menjadi pemilihan yang berkualitas dan bermartabat, untuk itu sesuai dengan
undang-undang, kami wajib melibatkan seluruh masyarakat Minahasa Utara,
sebagaimana tagline kami yaitu Bersama Rakyat Awasi Pemilu," ucap Ketua
Bawaslu Minut Simon Awuy.
Awuy menyampaikan pada stakeholder yang hadir, bahwa Bawaslu
adalah penyelenggara pemilu yang punya 3 fungsi yaitu fungsi pencegahan dan
pengawasan, fungsi penindakan pelanggaran dan fungsi memutus atau menyelesaikan
sengketa.
"kami berharap bapa ibu boleh memahami dan mengikuti
kegiatan ini dengan baik. Agar mengetahui bagaimana proses pengawasan
partisipatif yang dilakukan oleh masyarakat selama tahapan Pilkada ini
berjalan," tutur Awuy.
Pada kesempatan yang sama, komisioner Bawaslu Kordiv
Pengawasan Hubungan Masyarakat dan Antar bahwa Lembaga Bawaslu Minut Rahman
Ismail menyampaikan bahwa sesuai dengan amanat undang-undang, “kami Bawaslu
Minahasa Utara tidak dapat berdiri sendiri, kami butuh topangan dan dukungan
stakeholder. Kami butuh baling-baling untuk memyampaikan kemasyarakatan apa
tugas dan tanggung jawab kami agar nantinya Pilkada di Minut yang aman dan
demokratis itu bisa terwujud,” ucapnya.
"Kami berharap, masyarakat bisa benar-benar memahami
proses demokrasi, sehingga pada pelaksanaan Pemilu nanti bisa berlangsung tanpa
ada intimidasi, tanpa ada diskriminasi,” kunci Rahman Ismail.
(Joyke)