Covid-19 Di Sulut Meningkat, Didesak KBM Ditangguhkan - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Covid-19 Di Sulut Meningkat, Didesak KBM Ditangguhkan

Maxi Sidayang SE
(Istimewa)
Sulut24.com - Manado, Bila dipaksakan dibuka kembali kegiatan belajar mengajar (KBM), Memang banyak Orang Tua akan Mengistrahatkan anaknya di Rumah, dalam artian diberhentikan sementara, satu tahun ajaran bahkan lebih bila Pandemi Covid-19 belangsung terus. Hal ini, karena adanya kekuatiran orang tua, terhadap anaknya apa lagi anak yang masih duduk di bangku Sekolah dasar(SD) dan Sekolah menengah Pertama (SMP), ini cukup beralasan bagi orang tua, dan menjadi PR buat Pemerintah Pusat maupun Daerah.

Hal ini langsung direspon positif dari Aktivis GMIM maupun tokoh Bamukisst Maxi Sidayang SE.

Simak pernyataannya;

Terkait pernyataan Wakil gubernur Sulut. Drs Steven Kandouw, normatif dan saya bisa diterima. Ia setuju jika pemerintah untuk sementara menangguhkan dulu pembukaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di seluruh sekolah di Indonesia termasuk di Daerah Provinsi Sulut.
Pandemi virus yang menghantam dunia termasuk kita di Sulut, sebaiknya tidak menelan korban anak-anak kita karena jika kondisi ini terjadi, maka Indonesia termasuk Sulut akan berada pada fase CRISIS EXTRIME. Dalam usia 6-14 tahun, anak2 kita belum paham dengan physical distancing dan new normal life dan fungsi control sekolah termasuk orang tua tidak akan berjalan efektif. Kita bisa bayangkan bagaimana mudahnya virus ini akan menyerang anak-anak kita, akibat penerapan new normal life di dunia pendidikan.

"Solusi saya adalah, format penerapan sistem pendidikan yang efektif dalam situasi pandemi Covid-19, tidak tepat diambil alih seluruhnya oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian. Contoh kasus, proses KBM di TVRI yang sudah berlangsung selama 2 bulan lebih hasilnya tidak efektif disebabkan banyak faktor. Saya cenderung berfikir, format manajemen pendidikan KBM di era pandemi spt ini sebaiknya diserahkan ke pemprov dan pemkot/pemkab," sembur tokoh Pers Sulut ini.

Lanjutnya, contoh kasus, KBM dengan menggunakan aplikasi zoom yang diterapkan sejumlah sekolah di manado, cukup memuaskan dari pada tayangan di TVRI milik Kementrian yang menguras dana ratusan milyar (kontrak kerja sama). Jika daerah diberikan kewenangan dan suntikan dana yang memadai, maka saya optimis KBM di Sulut akan berjalan maksimal dan efektif meskipun itu dilaksanakan dari rumah.

Dalam situasi pandemi saat ini, orang tua akan lebih memilih menangguhkan KBM setahun, dari pada anaknya harus menjadi korban dan pembawa virus di keluarga.
Semoga bermaanfaat.
(rdy)