Kabut Moral JAK-MEP-Angel dan Gerimis Kerapuhan Kita - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Kabut Moral JAK-MEP-Angel dan Gerimis Kerapuhan Kita

Ilustrasi (Foto: Ist)


Catatan: Alfeyn Gilingan


Sulut24.com - Opini, Viral! Faktual! Jadi petaka. Dianggap petaka moral model oknum wakil rakyat di Sulawesi Utara. Jedahnya tidak sampai sepekan. Yang bersangkutan dicopot partai yang mengusungnya menjadi anggota DPRD Sulut.

JAK --inisial oknum tersebut, dianggap pelaku utama lakon video sebuah mobil menyeret seorang perempuan sejauh 20 meter. Untung perempuan itu tidak luka atau bahkan mati. Lakon dramatis-romantis itu jadi buah bibir dunia maya, juga akhirnya pikuk di dunia nyata. 

Dari cerita maya maupun buah bibir nyata, JAK diduga singkatan dari James Arthur Kojongian. Salah satu anggota/pimpinan DPRD Sulut. Dia dari fraksi Partai Golkar. Itulah sebabnya, Rabu (27/11/2021) partai ini langsung mencopotnya dari posisi ketua harian.

Selain menjelaskan dan 'menjawab' tanya publik dunia maya dan nyata, tindakan Golkar Sulut merupakan sikap tegas. Begitu penjelasan Feryando Lamaluta, Ketua Bidang Organisasi Golkar Sulut saat jumpa pers. 

Tentu saja, partai ini tak mau ditampar lagi oleh kader yang berperilaku demikian. Seperti peribahasa tua "ala bisa karena biasa", jangan-jangan dia membuat onar lagi kalau partai tidak bersikap tegas. Apalagi kasus yang berikatan dengan moral, petaka bagi partai.

Begitu pula dengan DPRD Sulut. Ada hembusan angin informasi, lembaga ini merasa ditampar dan terpojok ketika kasus mobil seret perempuan ini mencuat. Apalagi dikabarkan, mobil yang dikemudikan JAK berpenumpang 02; publik dunia maya mengvonis perempuan muda di dalam mobil itu adalah "Wanita Idaman Lain" (WIL, tidak sama dengan Wanita Simpanan') JAK.

Lalu bagaimana sikap anggota/pimpinan DPRD Sulut? Bagaimana kabar terbaru perempuan yang diseret mobil, yang konon kabarnya adalah Mikha, isteri sah JAK? Bagaimana pula kabar Angel, si wanita muda cantik yang menumpangi mobil JAK (yang) sampai sekarang tidak muncul ke ruang publik (maya)?

Mari kita lanjutkan dengan sikap dari gedung megah DPRD Sulut. Rabu [27/1/2021] malam reporter tivi Jakarta menghubungi dr. Fransiscus Silangen, Ketua DPRD Sulut. Untuk klarifikasi dan bertanya sikap tegas DPRD Sulut. Silangen menjelaskan dalam bingkai normatif. Sanksi Kode Etik berproses. Ada upaya penyelidikan. 

Dari segenap jawaban Silangen, terbersit kehati-hatian dalam rasa kecewa. Soalnya, legislatif Sulut merasa ditampar. Bukan oleh publik karena membuat viral mobil seret perempuan yang cenderung jadi kasus kriminal tetapi esensi dari terjadinya kasus itu (sekalipun masalah pribadi dan rumah tangga).

Dus, penjelasan Silangen belum menjawab tanya publik soal kulit luar maupun isi dari kasus tersebut. Idealnya, perasaan legislatif sama dengan perasaan publik, rakyat Sulut. Soalnya, legislatif merupakan representasi rakyat. Jadi harus bersikap tegas dan penyelesaian masalah dilakukan cepat.

Lebih lanjut, bagaimana kabar Mikha --yang disebut inisial dari Michaela Elsiana Paruntu,  perempuan sekaligus isteri James Arthur Kojongian yang diseret mobil yang dikemudikan JAK? Baik-baik saja! Menurut informasi terbaru, JAK dan Mikha sudah berbaikan. Aman, tenang. Entah, kabar itu benar-benar betul atau betul (di)benar-benar(kan).

Dari kabar itu, jelas bahwa tidak 'reaksi' dari Mikha. Meski pun empati mengalir di dunia maya. Mikha tetap bungkam. Betapa pun aksi mencegat mobil di tengah jalan Kota Tomohon itu sudah jadi buah bibir publik luas hingga cerderung fatal. 

Jika diselami jauh, cegat mobil itu membuat Mikha bungkam oleh karena aksinya bukan menjadikan dia sebagai pahlawan. Setidaknya pahlawan rumah tangga; menyelamatkan biduk rumah tangganya. Dia mencegat mobil JAK bermuatan 02, mungkin hanya karena curiga dan cemburu. Itu saja! 

Jadi, Mikha memang emosi. Emosi negatif.  Cemburu. Dalam perspektif psikologi evolusi, David M. Buss, profesor psikologi di University of Texas.

Austin, menilai bahwa laki-laki cenderung lebih cemburu bila pasangannya selingkuh secara seksual.  Sementara perempuan lebih cemburu bila pasangannya selingkuh secara emosional.

Maka apa kabar si Angel, perempuan di dalam mobil bersama JAK? Tidak ada kabar juga. Bungkam juga. Bahkan tidak pernah muncul di(ke) ruang publik maya. Maka belum tentu Angel adalah perempuan "pelakor" secara nyata. Ia hanya dianggap dalam melodrama cegat mobil yang dilakukan Mikha. Begitu kan?

Nah, si Angel juga dibully publik maya. Tetapi dia tidak muncul ke permukaan. Setidaknya untuk klarifikasi. Yang terjadi hanya lakon "melodratomins" di tengah kebimbangan kita, kerapuhan "live socially" kita karena pandemi Covid-19. 

Kita kini terhibur dan menghibur diri di dunia maya. Kepercayaan, kebenaran, keikhlasan, saling kritik untuk perbaikan dan sebagainya yang seakan "tabu" diungkap secara baik di dunia nyata telah mendapat ruang dan waktu yang dinamis di dunia maya. Benar atau tidak, dunia maya menjadi panggung sandiwara hidup yang semuanya dapat dianggap propirsional.

Betapa pun lakon bombastis JAK-Mikha-Angel dianggap dan dicatat sebagai kabut Moral, tetapi itulah sebagian keterwakilan kerapuhan hidup kita di era digital saat ini. Kita tegar dengan dada membusung, padahal kita semakin rapuh menjalani kehidupan bersama dalam arti yang sedinamis-dinamisnya. [RK8, 28/01/2021]