Pemerintah Tak Peduli, Warga Likuang Swadaya Bangun Talud Penahan Ombak - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Pemerintah Tak Peduli, Warga Likuang Swadaya Bangun Talud Penahan Ombak

Warga saat mengisi karung dengan pasir (Foto: Ist)

Sulut24.com - Sangihe, Ancaman abrasi pantai di sepanjang pesisir pantai kampung Likuang kecamatan Tabukan Utara semakin mengkhawatirkan. Sayangnya, hingga hari ini, perhatian pemerintah belum terlihat dan dirasakan oleh warga yang bermukim di pesisir pantai tersebut.

Salah satu warga kampung Likuang menyatakan, jika kondisi air laut pasang dan gelombang laut tinggi, warga di pesisir sangat terancam keselamatan jiwa maupun harta bendanya.

Menurutnya, kondisi terancam ini sudah mereka alami bertahun - tahun karena tak pernah ada perhatian dari pemerintah. "Jangankan pemerintah daerah, pemerintah kampung pun sepertinya tak mau peduli dengan kondisi yang dialami warganya," ujar warga Likuang yang tak bersedia namanya di ekspos.

Warga lainnya menyatakan, selama ini pemerintah hanya datang memantau lokasi dan melakukan pengukuran namun tak pernah ada tindaklanjut pembangunan talud pengaman pantai. Alhasil, abrasi semakin mengancam karena air laut saat ini telah mencapai pinggiran rumah warga.

Sementara itu, puluhan warga pesisir pantai Likuang yang dibantu kerabat mereka terpantau Sulut24.com pada Senin (1/2/2021) secara swadaya membangun sendiri talud pengaman pantai sepanjang kurang lebih 100 meter ini dengan alat dan bahan sederhana berupa karung - karung bekas berisi pasir kemudian diletakan berjejer guna pengaman jika nanti ada gelombang pasang.

"Ini swadaya masyarakat sendiri, karena so cukup lama menunggu perhatian atau bantuan dari pemerintah yang tak pernah terlihat. Kami hanya gunakan karung berisi pasir agar gelombang pasang tidak sampai merusak rumah atau membahayakan keselamatan kami," ujar warga yang mengaku sempat mendapat bantuan dari anggota DPRD Sangihe, Denny Roy Tampi dan seorang pengusaha yang disebutnya ko Etong.

Kapitalaung kampung Likuang hingga berita ini dikirim belum berhasil dimintai konfirmasi. (Johan)