KLB Demokrat Jadi Cara Baru Lemahkan Demokrasi - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

KLB Demokrat Jadi Cara Baru Lemahkan Demokrasi

Rishart Pantouw (Foto: Dok Pribadi)


Opini oleh: Rishart Pantouw

Sulut24.com, OPINI - Hiruk Pikuk Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat hingga saat ini masih terus bergulir, intinya gerak yang dibuat adalah kesatupaduan yang terukur karna melibatkan sosok yang berasal dari eksternal partai.

Maka hal ini sebenarnya sangat melemahkan prinsip Demokrasi di negeri ini, pasalnya KLB menghadirkan sosok pemimpin yang berasal dari eksternal partai, seharusnya persoalan tersebut harus benar-benar diselesaikan secara keorganisasian yang artinya melalui komunikasi politik yang baik. 

Merujuk pada teori Miriam Budiardjo, Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik  (biasanya), dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Ada beberapa poin penting yang menyasar pada persoalan KLB kemarin yaitu : 

1. Teroganisir guna tujuan bersama, namun rillnya KLB merupakan perpecahan pada internal partai, dan harusnya pihak pemerintah terlebih khusus pak Moeldoko mendorong untuk terjadinya penyatuan pada tubuh partai bukan bersifat sebaliknya dengan mengambil posisi sebagai pimpinan partai. Apalagi beliau jelasnya bukan bagian daripada partai dan tak pernah menjadi kader daripada partai harusnya merasa sadar dan beban sehingga tak mau menerima posisi tersebut bukan bersifat sebaliknya.

2. Konstitusional, berdasarkan data yang disampaikan oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahwa kader partai yang mengikuti KLB adalah kader partai yang sudah tidak memiliki legal standing (dipecat)  dikarenakan berbagai alasan yang ada. Dan terutama sudah tak sesuai dengan apa yang menjadi cita-cita serta tujuan daripada partai atau melanggar AD/ART yang ada.

Dari data dan fakta yang telah diulas maka sangatlah rinci bahwa proses Kongres Luar Biasa yang menghadirkan orang dari luar partai atau bukan kader partai, disertai cacat konstitusional ini akan menjadi cara baru melemahkan  Demokrasi khususnya pada cara berpartai yang sesungguhnya.

Maka dari itu saya selaku  Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Manado sangat merasa sesal, dengan cara-cara dari elit politik hari ini, yang terlalu meninggikan kepentingan pribadi dan mengesampingkan sesuatu yang pokok yaitu  menumbuh suburkan Demokrasi yang sebenarnya. (Penulis: Rishart Pantouw, Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Manado)