Aksi Tolak TMS, Nasir: Bung Jabes Harus Dukung Penolakan TMS
Sulut24.com, SANGIHE - Aksi penolakan PT. Tambang Mas Sangihe (TMS) terus berlanjut. Kali ini, Ikatan Alumni SMP 201 dan SMA Negeri Tahuna di Jakarta menggelar Diskusi terkait aksi tersebut.
Diskusi yang digelar di Graha Insan Cita, Depok, Selasa (27/4/2021) kemarin menghasilkan kesepakatan bersama untuk menolak kehadiran TMS di Sangihe.
Aksi penolakan ini diharapkan ikut pula ditunjang dan didukung oleh semua elemen masyarakat Sangihe dan pemerintah daerah. "Aksi penolakan ini harus dilakukan secara bersama - sama demi kepentingan keselamatan Pulau Sangihe kedepan," ujar beberapa orang pembicara.
Hal yang sama, ikut pula disuarakan sejumlah LSM dan Ormas diantaranya, SSI, Walhi, Kelompok Masyarakat Peduli Rakyat Kecil, Dewan Adat Sangihe dan Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI).
"Tidak perlu bahasa yang panjang - panjang, pada intinya dewan adat Sangihe menolak PT. Tambang Mas Sangihe," tegas Sipir, perwakilan dewan Adat Sangihe.
Sementara, perwakilan APRI menyatakan, perjuangan menolak perusahaan TMS harus didukung, tapi, dengan catatan jangan disusupi aksi lain yang menolak dan menutup tambang rakyat atau PETI.
"Tolak TMS harus disuarakan terus, tapi lindungi rakyat penambang juga harus menjadi komitmen bersama. Hati - hati, jangan sampai aksi tolak TMS ujung - ujungnya justru akan memuluskan TMS masuk di Sangihe," ujar Korwil APRI Nusa Utara.
Diakhir Diskusi yang juga diikuti puluhan warga Sangihe lainnya melalui aplikasi zoom meeting dari berbagai daerah dilakukan penandatanganan surat penolakan terhadap TMS yang nantinya diserahkan ke Dirjen Minerba Kementerian ESDM.
Sementara itu, sejumlah tokoh Sangihe usai menandatangani surat penolakan mempertanyakan sikap pemerintah daerah khususnya Bupati Sangihe dalam persoalan TMS ini. "Seharusnya Bupati itu melindungi rakyatnya. Kami minta Bung Jabes mendukung penolakan TMS ini," tegas Dr Ir Ahmad Nasir Biasane MSi. (Johan)