Sungai Torout Meluap, 245 Hektar Areal Sawah dan 20 Rumah di Desa Ranoyapo Tergenang Banjir - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Sungai Torout Meluap, 245 Hektar Areal Sawah dan 20 Rumah di Desa Ranoyapo Tergenang Banjir

Kondisi Sungai Torout pasca bencana banjir di Desa Ranoyapo, Kecamatan Ranoyapo. (foto: Ist)

Sulut24.com, MINSEL - 245 hektar areal sawah daerah Irigasi Lindangan, di Desa Ranoyapo, Kecamatan Ranoyapo, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) terendam air, akibat bencana banjir yang terjadi pada Minggu (13/02/2022) lalu.

Selain itu, sebanyak 20 unit rumah penduduk setempat juga tergenang air. 

Musibah banjir dikarenakan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam kurun waktu dua jam. 

Akibatnya, Sungai Torout meluap dan merendam puluhan rumah warga dan ratusan hektar areal sawah daerah Irigasi Lindangan di Desa Ranoyapo.

Puluhan rumah warga dan ratusan hektar areal sawah terendam air banjir. (foto: Ist)

"Beruntung, tidak ada korban jiwa, dan tidak ada pula rumah warga yang mengalami rusak berat. Hanya 20 rumah warga yang terendam banjir," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minsel Thorie Recky Joseph, SH, MM melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Merry Youdi Mariane Rumerung, M.Si saat dihubungi wartawan.

Ketika Bupati Minsel Franky Donny Wongkar, SH bersama instansi terkait turun meninjau langsung ke lokasi bencana pada Senin (14/02/2022) pagi, pemerintah dan masyarakat desa setempat juga melaporkan soal kerusakan Bendungan Daerah Irigasi Lindangan.

 Bupati Minsel bersama instansi terkait saat turun meninjau di Desa Ranoyapo. (foto: Ist)

Menurut laporan pemerintah dan warga setempat, Bendungan Daerah Irigasi Lindangan hanyut pada akhir tahun 2021 lalu. 

"Sempat ada swadaya dari masyarakat untuk membuat bendungan darurat, tapi akhirnya kembali hanyut," tutur Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Minsel Royke Ronald Durand, ST, MT melalui Kabid Sumber Daya Air (SDA) Octavianus Rommy Sengkey, ST, M.Si.

Akibat kerusakan bendungan tersebut, aliran air ke saluran irigasi tidak ada lagi sehingga masyarakat petani terancam gagal tanam di tahun 2022 ini. (Simon)