Kepala Putin Dihargai 14 Miliar, Konanykhin: Tangkap Hidup atau Mati - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Kepala Putin Dihargai 14 Miliar, Konanykhin: Tangkap Hidup atau Mati

Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Ist)

Sulut24.com, JAKARTA - Seorang pengusaha Rusia, Alex Konanykhin, menuding Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan kejahatan perang dalam Rusia invasi Ukraina. Ia menawarkan imbalan fantastis kepada setiap petugas yang berhasil menangkap Vladimir Putin hidup atau mati. 

Sebagaimana dilansir tempo.co, Kamis (3/3/2021), Alex Konanykhin berjanji akan memberi imbalan sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 14,3 miliar jika berrhasil menangkap Putin, hidup atau mati. 

"Saya berjanji untuk membayar US$ 1.000.000 kepada petugas yang sesuai dengan tugas konstitusional mereka menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan internasional,” ujar Konanykhin di akun Facebooknya.

Adapun Konanykhin adalah seorang pengusaha dan mantan bankir. Ia mengunggah pengumuman itu di media sosial setelah satu minggu perang Rusia Ukraina.

Hadiah yang ditawarkan oleh Konanykhin, yang sekarang bermukim di AS, menempatkan target langsung ke pemimpin Rusia karena serangan balasan atas invasi terus meningkat.

"Sebagai seorang etnis Rusia dan warga negara Rusia, saya melihatnya sebagai kewajiban moral saya untuk memfasilitasi denazifikasi Rusia," kata Konanykhin dalam postingan tersebut.

Adapun Putin berusaha membenarkan Rusia invasi Ukraina dengan mengatakan pasukan Rusia akan mendenazifikasi negara tersebut. Namun pernyataan Putin dibantah oleh negara-negara Barat.

Konanykhin mengunggah foto profilnya di Facebook dengan mengenakan kemeja berwarna kuning dan biru seperti bendera nasional Ukraina. Dia mengatakan akan melanjutkan bantuannya ke Ukraina dalam upaya menahan serangan gencar orda Putin. 

Dalam bahasa Rusia, orda adalah gerombolan.

Versi sebelumnya, Konanykhin memposting di LinkedIn foto Putin dengan kata-kata "Dicari: Mati atau hidup. Vladimir Putin untuk pembunuhan massal," menurut The Jerusalem Post. Postingan tersebut tampaknya telah dihapus.

Konanykhin, meraih kekayaannya dan menjadi terkenal setelah runtuhnya Uni Soviet. Dia mengatakan dalam Putin berkuasa karena dari operasi khusus meledakkan gedung-gedung apartemen di Rusia. Putin juga disebutnya melanggar Konstitusi dengan menghilangkan kebebasan pemilu dan membunuh lawan-lawannya.

Konanykhin merintis bisnis di usia 25 tahun setelah jatuhnya komunisme Uni Soviet. Kini perusahaannya lebih dari 100 buah, menurut artikel 1996 di The Washington Post.

Menurut situs webnya, Konanykhin saat ini berbasis di New York City dan merupakan CEO dari TransparentBusiness, sebuah platform kerja digital. Newsweek telah menghubungi Konanykhin untuk memberikan komentar namun belum dijawab.

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan militer Rusia telah menandai dia sebagai target nomor satu dan keluarganya sebagai target nomor dua Rusia. "Musuh menandai saya sebagai target nomor satu, dan keluarga saya sebagai target nomor dua," kata Zelensky pekan lalu.(*/tc/Agi)