Refleksi Pertumbuhan Dan Pemerataan Ekonomi
Opini oleh : Jerry Bambuta
Founder : Forum Literasi Masyarakat Sulawesi Utara
Sulut24.com, OPINI - Jika dalam realitas inflasi ada isu populer peningkatan ekonomi yang hanya di nilai dari aspek grafik ekonomi secara linier positif, tapi di tingkat "grass root" malah menunjukan data dan fakta otentik terjadinya kepincangan sosial ekonomi. Maka, hal ini menjadi indikasi yang sangat jelas bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut bersumber dari monopoli ekonomi dari kaum borjuis penguasa modal.
Kondisi Pertumbuhan ekonomi terpampang tapi tidak di barengi dengan pemerataan akan hak dan akses ekonomi secara adil. Secara otomatis, marginalisasi yang tragis di tingkat "grass root" akan makin kontras. Retorika, wacana dan jargon kebijakan publik hanya bualan di telinga rakyat. Masyarakat akar rumput harus meringis menahan perihnya himpitan dari ketidak adilan. Tidak ada pilihan lain selain berusaha bertahan hidup, meski harus seperti babu di tanah sendiri.
Dalam kritisnya situasi di atas, para pemangku kekuasaan malah makin terbuai sebagai "market broker". Sektor strategis yang menguasai kebutuhan publik di biarkan di monopoli oleh para kaum kapitalis. Akibatnya, kolonisasi dari kaum kapitalis tidak bedanya dengan lintah yang menyedot kehidupan para jelata. Peran "market broker" pun makin empuk membuai karena setoran rutin dari upeti segar dari kaum kapitalis.
Kartel monopoli kaum kapitalis bagaikan virus yang cepat menyebar ke setiap sendi-sendi sektor publik. Praktek koruptif di legalisasi dengan atribut-atribut hukum yang di manipulasi. Katanya, hukum adalah panglima di negara demokrasi. Kenyataannya, hukum menjadi impoten karena hanya menjadi prajurit dari kekuasaan politik.
Seharusnya, peran pemangku kekuasaan bukan menjadi "market broker" tapi menjadi "market regulator". Kekuasaan di manfaatkan menjadi alat intervensi yang tajam agar mengamputasi tentakel monopoli dari kaum kapitalis. Sehingga akses ekonomi dan hak kesejahteraan kaum akar rumput bisa terproteksi dan terdistribusi secara nyata, adil dan manusiawi.