IKU dan Tantangan Penelitian Berkualitas di Perguruan Tinggi Indonesia - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

IKU dan Tantangan Penelitian Berkualitas di Perguruan Tinggi Indonesia

Ilustrasi seorang ilmuan sedang melakukan riset (Gambar: Ist) 

Sulut24.com, MANADO - Penilaian kinerja universitas berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dinilai masih belum sepenuhnya mendukung peningkatan kualitas riset di Indonesia. 

Menurut Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) Republik Indonesia Stella Christie, dari delapan IKU yang ditetapkan, hanya satu indikator yang terkait langsung dengan penelitian, yakni IKU nomor lima. 

Hal ini dianggap perlu menjadi perhatian serius untuk mendorong perbaikan kualitas riset di perguruan tinggi.

Wamen Dikti Saintek menuturkan kalau pihaknya sudah mulai melakukan evaluasi terkait IKU dengan melibatkan guru besar, para diaspora dan juga ikatan ilmuan Indonesia. 


Menurutnya IKU memberikan dampak langsung kepada perguruan tinggi terutama terkait riset yang berkualitas. 

Wamen Dikti Saintek Stella Christie juga menyentil banyaknya jurnal yang diterbitkan di Indonesia namun hanya sedikit yang masuk kategori Q1 dalam jurnal Internasional Scopus dimana saat ini, terdapat sekitar 22.000 jurnal, namun hanya 11 di antaranya yang masuk kategori Q1 Scopus.

"22.000 jurnal itu sangat terlalu banyak dan itu terjadi karena Beban Kerja Dosen (BKD) mengharuskan setiap semester harus publikasi, ini harus dikaji apakah itu sungguh-sungguh akan menghasilkan berdasarkan kualitas atau hanya berdasarkan kuantitas tanpa ada perubahan," ujarnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia ke-8 yang digelar oleh CNBC Indonesia Bersama Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) beberapa waktu lalu. 

Ia menekankan bahwa permasalahan tersebut harus dibenahi dan diperlukan kolaborasi dari banyak pihak terkait untuk melakukan kajian.  


"Ini kita kaji bersama, perlu sekali masukan dari para dosen, rektor dan guru besar. Masukan dari berbagai pihak diharapkan dapat menciptakan ekosistem penelitian yang lebih berkualitas dan berdampak nyata," tandas Wamen Dikti Saintek Stella Christie. (fn)