Elon Musk Gabungkan X dengan xAI dalam Kesepakatan Senilai $80 Miliar
Elon Musk (Foto: ist)
Sulut24.com - Elon Musk kembali membuat gebrakan besar di dunia bisnis dengan mengumumkan bahwa ia telah menjual X, perusahaan media sosial miliknya, kepada xAI, perusahaan kecerdasan buatan yang ia dirikan pada 2023. Kesepakatan ini merupakan transaksi berbasis saham yang menilai xAI sebesar $80 miliar dan X sebesar $30 miliar.
Langkah ini menimbulkan spekulasi luas mengenai strategi keuangan Musk, mengingat X mengalami penurunan valuasi sejak ia mengakuisisinya seharga $44 miliar pada 2022. Meskipun demikian, angka $30 miliar masih jauh lebih tinggi dibandingkan valuasi $12 miliar yang baru-baru ini diberikan oleh beberapa investor terhadap X.
Baik X maupun xAI telah berbagi sumber daya sebelum transaksi ini, termasuk tenaga insinyur dan teknologi kecerdasan buatan. Chatbot xAI, Grok, misalnya, telah menggunakan data dari X untuk melatih modelnya dan kini tersedia di platform tersebut. Dengan penggabungan ini, Musk menyatakan bahwa masa depan kedua perusahaan kini “saling terkait.”
“Hari ini kami resmi menggabungkan data, model, komputasi, distribusi, dan talenta,” tulis Musk dalam unggahannya di X dikutip dari nytimes.com. “Perusahaan gabungan ini akan menghadirkan pengalaman yang lebih cerdas dan bermakna bagi miliaran orang.”
Penggabungan ini mencerminkan strategi bisnis Musk yang kerap mengalihkan aset antar perusahaannya. Sebelumnya, pada 2016, ia menggunakan saham Tesla untuk mengakuisisi SolarCity, perusahaan energi terbarukan di mana ia adalah pemegang saham terbesar. Langkah ini memungkinkan Musk untuk memanfaatkan aset yang berbeda dalam upaya meningkatkan nilai keseluruhan perusahaannya.
Meskipun X masih menjadi platform media sosial yang kuat, perusahaan ini mengalami kesulitan keuangan sejak diambil alih oleh Musk. Kebijakan moderasi konten yang lebih longgar membuat banyak pengiklan menarik diri, mengakibatkan anjloknya pendapatan iklan. Pada Desember 2024, Fidelity menilai valuasi X hanya $12 miliar, jauh di bawah harga pembeliannya. Hingga Maret 2025, X baru menghasilkan pendapatan iklan sebesar $91 juta, jauh dari target kuartal pertamanya yang mencapai $153 juta.
Sejumlah pengiklan mulai kembali ke X, sebagian karena kedekatan Musk dengan mantan Presiden Donald Trump. Namun, belum ada kepastian apakah X dapat kembali ke kondisi keuangan yang stabil. Linda Yaccarino, CEO X, menyebut kesepakatan ini sebagai langkah positif. “Masa depan tidak bisa lebih cerah dari ini,” tulisnya di X.
Kesepakatan ini menunjukkan bagaimana Musk terus menata ulang kerajaan bisnisnya dengan pendekatan yang tidak konvensional. Namun, beberapa pakar mempertanyakan transparansi dan potensi konflik kepentingan dalam transaksi ini.
“Langkah Musk ini menunjukkan bagaimana ia dapat menggunakan satu perusahaannya untuk menopang perusahaan lain, bahkan jika yang dibelinya bukanlah bisnis yang sedang berkembang,” kata Andrew Verstein, profesor hukum di UCLA. (fn)