Minut dan Bitung Tolak PT. MSM/TTN, Tragedi Marawuwung: Lahan Pertanian Hilang, Warga Likupang Menangis Merindukan Sungai Jernih - <!--Can't find substitution for tag [blog.Sulut24]-->

Widget HTML Atas

Minut dan Bitung Tolak PT. MSM/TTN, Tragedi Marawuwung: Lahan Pertanian Hilang, Warga Likupang Menangis Merindukan Sungai Jernih

Penampakan Sungai Marawuwung yang telah tercemar (Foto: Ist)

Sulut24.com, MINUT – Suara protes bersama tangisan bergemuruh di lima titik desa kota dan kabupaten yang berbeda seperti Minahasa Utara dan Kota Bitung berlangsung serentak pada Senin (24/3/2025). 

Warga Desa Kokole Satu, Kijang, Kampung Ambong, Rondor, dan Pinasungkulan Kota Bitung turun kejalan menyuarakan penolakan terhadap kegiatan pertambangan PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) yang semakin lama semakin memperluas eksploitasi tambangnya hingga ke hutan Marawuwung, Likupang Selatan.

Tragedi lingkungan pun tak terelakkan. Sungai Desa Kijang dan Kampung Ambong yang dulu jernih kini berubah hitam kecoklatan, kotor dan tercemar. 

Keindahan yang pernah menjadi kebanggaan masyarakat perlahan lahan hilang musnah akibat dampak pertambangan.

Tak hanya sungai, lahan pertanian pun yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat kini terancam hilang. 

Hewan ternak sawah dan kebun warga di desa Kijang dan Kampung Ambong semakin sulit bertahan di tengah keinginan perluasan tambang yang semakin tak terkendali.

Dengan lantang dan berani Masyarakat pun relah turun kejalan mempertanyakan izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) serta Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) yang digunakan PT MSM, mengingat kawasan Marawuwung masuk dalam Hutan Produksi Terbatas (HPT). 

Apalagi Proses pertambangan bawah tanah (underground) yang kini sedang berlangsung semakin menambah keresahan warga.

Suasana aksi penolakan terhadap penolakan terhadap kegiatan pertambangan PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) (Foto: Ist)

"Dulu sungai ini tempat kami mandi, mencari ikan, dan menjadi sumber air bersih. Sekarang airnya keruh, berlumpur, bahkan tidak bisa digunakan lagi. Apakah ini yang disebut pembangunan?" keluh seorang warga dengan mata penuh kesedihan.

Masyarakat dengan tegas menolak keberadaan PT MSM dan TTN untuk segera angkat kaki dari Sulawesi Utara, khususnya di hutan Marawuwung, Likupang Selatan. 

Masyarakat meminta pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang baru Gubernur Yulius Selvanus Komaling segera turun tangan sebelum kerusakan semakin parah dan kehidupan warga benar-benar hancur.

Akankah suara rakyat didengar? Ataukah mereka harus terus menangisi kehancuran alam yang dulunya begitu mereka banggakan?Minut - Bitung Tolak PT. MSM TTN, Tragedi Marawuwung: Lahan Pertanian Hilang, Warga Likupang Menangis Merindukan Sungai Jernih. (Joyke)