Tegas, LMND Manado Tolak Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
Ketua LMND EK Manado Ali Titdoy saat menyampaikan orasi (Foto: sulut24/fn)
Mahasiswa menilai penetapan gelar bertentangan dengan sejarah Reformasi dan praktik demokrasi.
Sulut24.com, MANADO – Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Kota Manado menggelar aksi refleksi menolak penetapan mantan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, sebagai pahlawan nasional. Aksi digelar di patung Wolter Monginsidi, Manado, Senin (10/11).
Ketua LMND EK Manado Ali Titdoy menyatakan pahlawan adalah seseorang yang berani mengorbankan segala hal demi membela kebenaran dan bangsa.
Ia menilai gelar pahlawan bagi Soeharto bertentangan dengan prinsip itu.
Pemerintah pada 10 November 2025 memberikan gelar pahlawan nasional kepada 10 tokoh, termasuk Soeharto, yang dikenal berjasa dalam pembangunan dan ketahanan pangan.
"Namun, era pemerintahannya juga dicatat dengan pembungkaman ruang demokrasi, pelanggaran hak asasi manusia, serta praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang melibatkan keluarga Cendana," jelas Ali.
Ali Titdoy menambahkan kalau pemberian gelar pahlawan terhadap Soeharto adalah penghianatan terhadap sejarah Reformasi.
"Banyak anak bangsa kehilangan nyawa di era itu, bahkan jasad beberapa korban tidak ditemukan," ucap Ali.
Menurutnya sejumlah program pembangunan di era Soeharto, seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Badan Penyangga Pemasaran Cengkeh (BPPC), meski memberi manfaat ekonomi, juga memperkuat kekayaan keluarga Cendana.
Di sisi lain, program seperti Koperasi Unit Desa (KUD) membatasi petani dalam menjual hasil bumi, menimbulkan kemelaratan bagi rakyat kecil.
"LMND EK Manado menuntut pemerintah mencabut gelar pahlawan bagi Soeharto dan menekankan pentingnya menghormati prinsip demokrasi dan keadilan sejarah," tegas Ali. (fn)

